Produk kopi khas lereng Pegunungan Muria Kudus, Jawa Tengah
Produk kopi khas lereng Pegunungan Muria Kudus, Jawa Tengah

Banda Aceh, Aktual.com – Harga kopi arabica asal dataran Tinggi Gayo hingga saat ini masih tetap stabil di tengah kelesuan pasar dunia kata Eksportir kopi Gayo Armiyadi.

“Harga kopi arabica di tingkat petani sekarang berkisar antara Rp13 ribu sampai Rp14 ribu per kilogram untuk kopi cherry atau gelondong,” kata Armiyadi di Takengon, Rabu (30/11).

Ia menjelaskan harga kopi Gayo saat ini masih berkisar antara USD6,2 sampai USD6,3 per kilogram untuk kopi biji hijau (Green bean) siap ekspor.

Menurutnya saat ini harga kopi dunia cenderung turun di tengah krisis dan resesi yang dialami sejumlah negara di Eropa dan Amerika.

“Alhamdulillah kopi Gayo mampu bertahan pada kisaran harga normal dan cenderung stabil karena memiliki kualitas yang telah diakui dunia,” katanya.

Sebelumnya Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar menyebutkan sebanyak 11,1 ribu ton kopi arabica Gayo telah diekspor ke berbagai negara sepanjang tahun 2022.

Ia menjelaskan berdasarkan rekapitulasi data ekspor kopi arabika Gayo dari eksportir lokal asal Kabupaten Aceh Tengah sejak Januari hingga September 2022 terdata 11,1 ribu ton kopi arabika Gayo telah diekspor dengan jumlah nominal sebesar USD76,41 juta.

Menurutnya pemerintah daerah juga terus berkomitmen untuk meningkatkan layanan dalam mendukung aktifitas ekspor kopi Gayo agar lebih efektif dan efisien ke depannya.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh diantaranya dengan lebih mendekatkan layanan pengurusan dokumen ekspor dan berupaya menghadirkan pelabuhan darat (Dry port) di daerah itu sehingga proses menjadi dekat dan kualitas ekspor dapat terjaga.

Shabela menyampaikan kopi arabica Gayo sejak lama telah menjadi komoditi andalan daerah itu di pasar global.

Aceh Tengah memiliki luas lahan perkebunan kopi mencapai 48.300 hektare dengan rata-rata produksi 720 kilogram per hektare.

Pemerintah daerah juga terus berupaya meningkatkan produksi kopi di daerah itu termasuk menjalin kerja sama dengan lembaga dan pihak-pihak yang konsen di bidang perkebunan kopi.

Salah satunya kata Shabela adalah kerja sama dengan lembaga Sustainable Coffee Platform Indonesia (Scopi) untuk tujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi Gayo dengan cara memberikan edukasi dan peningkatan profesionalisme kepada petani kopi di daerah itu.

“Selama ini para petani belum terfasilitasi dengan praktik budi daya tani yang tepat. Kami berharap kerja sama ini akan meningkatkan kuantitas dan kualitas kopi arabika gayo,” kata Shabela Abubakar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i