Tiga mahasiswa mengamati sesi penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/4). Perdagangan IHSG pada akhir pekan ditutup naik 11,65 poin atau 0,24 persen menjadi 4.914,73. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi perdagangan atas saham PT Sillo Maritime Perdana Tbk sehubungan peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Perusahaan dengan kode perdagangan SHIP itu mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan sebesar Rp337 atau 141,6 persen, yaitu dari harga penutupan Rp238 pada tanggal 16 Juni 2016 menjadi Rp575 pada 22 Juni 2016.

“Maka BEI perlu melakukan suspensi saham SHIP dalam rangka ‘cooling down’ pada perdagangan tanggal 23 Juni 2016,” ujar Kepala Pengawasan Transaksi BEI, Irvan Susandy dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (23/6).

Ia mengemukakan bahwa penghentian sementara perdagangan saham SHIP itu dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SHIP.

“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” katanya.

Sebelum suspensi, Irvan Susandy mengemukakan bahwa BEI telah mencermati perkembangan pola transaksi saham SHIP karena peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan atau “unusual market activity” (UMA).

Ia menyampaikan bahwa investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perseroan atas permintaan konfirmasi Bursa. Investor juga diminta untuk mencermati kinerja perseroan dan aksi korporasi. Dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Untuk diketahui, beberapa sosok menarik masuk ke dalam jajaran komisaris maupun jajaran direksi perusahaan. Sebut saja Jenderal Polisi (purn) Drs. Sutanto, mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (2005-2008) sekaligus mantan Kepala Badan Intelejen Negara (2009-2011) menjabat sebagai Komisaris Utama perseroan. Pada Januari 2009 sampai 21 Oktober 2009, Sutanto juga sempat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.

Selain itu, ada juga Djunggu Sitorus yang menjabat sebagai Komisaris Independen. Djunggu dikenal telah melanglang buana di dunia pasar modal Indonesia. Sejak tahun 1997 beliau sudah menjabat sebagai Kepala Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Transaksi dan Lembaga Efek – Bapepam. Terakhir di Bapepam, beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Penilaian Perusahaan Non Pabrikan di 2006-2008.

Di jajaran direksi, ada nama Edi Yosfi yang menjabat sebagai Direktur Utama perseroan. Dalam prospektus, diketahui beliau juga menjabat sebagai direktur di PT Adiperkasa Citra Esemka (ACE) yang saat ini sedang berupaya memproduksi mobil nasional. ACE merupakan gabungan antra PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka