Seorang pedagang memotong daging sapi yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (29/12). Pemerintah menetapkan kuota impor sapi bakalan sebanyak 600.000 ekor pada 2016 guna memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Memasuki bulan Ramadhan harga-harga kebutuhan pokok mulai meroket, dan diprediksi mendekati lebaran harga-harga akan terus menanjak.

Sekretaris Jenderal HUMANIKA (Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan) Sya’roni mengatakan fakta tersebut membuktikan tim ekonomi Jokowi-JK gagal total mengantisipasi fenomena tahunan tersebut.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi sebelumnya sesumbar akan menekan harga daging sapi hingga Rp80 ribu per kilogram. Kenyataannya, kata dia, harga daging sapi terus membumbung hingga Rp130 ribu per kilogram.

“Akhirnya, sesumbar Jokowi dijadikan olok-olok oleh publik. Seperti kata pedagang daging sapi, kalau mau beli daging murah beli saja ke Jokowi. Inilah rezim yang antara janji dan kenyataannya selalu meleset jauh,” ujar Sya’roni di Jakarta, Rabu (8/6).

Namun anehnya, menghadapi situasi gawat tersebut Menko Perekomian Darmin Nasution malah tidak pernah tampil ke publik. Hanya Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong yang harus ‘belepotan’ memberi penjelasan ke publik.

Padahal menurutnya, dalam situasi seperti ini semestinya Darmin Nasution tampil terdepan mengkoordinasikan kebijakan antar menteri ekonomi, sehingga ditemukan solusi yang tepat dan cepat.

“Entah dimana keberadaannya dan apa yang dilakukannya,” cetus Sya’roni.

Sya’roni menilai tidak munculnya Darmin Nasution akhirnya memaksa Presiden Jokowi tampil sendiri meskipun hanya bisa mengumbar janji segera menurunkan harga-harga.

Karena itu, sambung dia, inilah momentum yang tepat bagi Presiden Jokowi untuk merombak tim ekonomi. Terutama mengevaluasi keberadaan Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian.

Sya’roni mengingatkan, sektor perekonomian merupakan pos yang terpenting sehingga harus dipimpin oleh figur yang kapabel.

“Menyerahkannya kepada figur yang tidak tepat hanya akan mengantarkan rakyat kepada kesengsaraan seperti sekarang ini. Rakyat makin tercekik. Ibu-ibu sudah berteriak-teriak. Saatnya presiden bertindak cepat. Rombak tim ekonomi dengan figur yang tepat,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh: