NEW YORK - AUGUST 15: Traders works on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) August 15, 2008 in New York City. Stocks were up in morning trading on Wall Street as the strengthening U.S. dollar drove global commodity prices down. (Photo by Spencer Platt/Getty Images)

Jakarta, Aktual.com — Bursa saham AS melorot ke zona merah pada penutupan perdagangan saham kemarin Senin (7/12) waktu setempat. Merosotnya harga minyak mentah mendorong bursa saham perusahaan energi terus anjlok sejak Agustus lalu.

Harga minyak mentah berjangka menyentuh level terendahnya sejak tujuh tahun terakhir. Minyak mentah AS tuun enam persen, sementara minyak Brent anjlok 5,3 persen dipicu kelebihan pasokan global. Dilansir dari Reuters, Selasa (8/12).

Indeks utama AS mengalami kerugian di sesi penutupan perdangangan. Sektor energi, Standard & Poor’s (S & P) SPNY ditutup melemah ke posisi 3,7 persen.

” Minyak akan tetap berada di harga yang sangat rendah dalam jangka waktu lama,” kata Kepala Investasi di Wedbush Management LLC Ekuitas di San Francisco, Stephen Massocca.

Gerakan Investor saham menuntukkan kewaspadaan menjelang bank sentral AS (The Fed) memutuskannya pada rapat yang akan digelar 15-16 Desember mendatang.

“Semua orang tahu The Fed akan menaikkan suku bunganya,” kata Matt Lloyd, Kepala Strategi Investasi di Advisors Asset Management di Monument, Colorado.

Dalam keterangan Reuters, saham yang diperdagangkan di bursa AS pada hari Senin kemarin sebanyak USD 7,4 miliar

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan