Jakarta, Aktual.com — Meskipun beberapa hari terakhir ini harga minyak dunia tengah berada dalam tren penurunan di bawah USD40 per barel, namun PT Pertamina (Persero) masih belum juga mengisyaratkan untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Padahal, pada perkembangan terakhir, harga minyak mentah Brent tercatat turun 47 sen menjadi USD40,26 per barel, setelah sempat menyentuh USD39,81 per barel. Sementara harga WTI menetap 14 sen menjadi USD37,51, setelah sebelumnya sempat anjlok ke level USD36,64 per barel.

Vice President Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, untuk harga BBM Public Service Obligation (PSO) seperti Premium dan Solar saat ini tercatat belum ada perubahan. Namun untuk BBM non-(PSO) selalu dilakukan penyesuaian setiap dua minggu sekali.

“Kalau non-PSO kami setiap dua minggu sesuaikan. Sementara untuk yang lain belum ada perubahan harga sekarang,” kata Wianda kepada wartawan di Jakarta, Rabu (9/12).

Ia menjelaskan, anjloknya harga minyak dunia saat ini dinilai perseroan sebagai kesempatan baik untuk membeli minyak mentah sebagai stok konsumsi pada bulan-bulan berikutnya.

“Kita amati harga memang masih di kisaran USD40 per barel hingga USD50 per barel, maka ini menjadi kesempatan baik dalam pembelian minyak mentah untuk konsumsi bulan-bulan mendatang,” jelas dia.

Kemarin, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengatakan, meski harga minyak kembali merosot, pemerintah pun belum memiliki rencana untuk menurunkan harga BBM mengingat sudah diatur agar dievaluasi dalam tiga bulan sekali.

“Itu kan (harga BBM) ada evaluasinya setiap 3 bulan baru bisa dinilai,” ujar Wirat.

Ia mengungkapkan bahwa anjloknya kembali harga minyak dunia juga telah menjadi pembahasan utama dalam pertemuan negara-negara produsen minyak dunia atau OPEC di Wina, Austria.

“Saya baru kembali usai menghadiri sidang OPEC di Wina kemarin. Keputusannya, meski harga turun, tidak ada pengurangan produksi minyak dari negara-negara anggota OPEC. Harga minyak saat ini turun 5%,” ungkap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan