Jakarta, Aktual.com — Harga minyak berbalik naik di perdagangan Asia pada Senin (21/9), tetapi analis mengatakan mereka tetap tertekan oleh kelebihan pasokan dan kekhawatiran baru tentang ekonomi dunia setelah Federal Reserve pekan lalu menunda kenaikan suku bunganya.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober yang akan berakhir pada Selasa, naik 52 sen menjadi 45,20 dolar AS per barel, dan minyak mentah Brent untuk November naik 51 sen menjadi 47,98 dolar AS per barel di perdagangan sore.
Harga minyak dunia jatuh pada Jumat lalu, memperpanjang kerugian hari sebelumnya, setelah Federal Reserve menunjukkan keraguannya tentang kekuatan ekonomi global sehingga bank sentral AS menunda kenaikan suku bunganya.
Stok minyak yang dimiliki oleh Arab Saudi, eksportir minyak mentah terbesar di dunia, naik ke sebuah rekor, Bloomberg News melaporkan.
Dikatakan stok minyak komersial negara itu naik menjadi 320 juta barel, tertinggi setidaknya sejak 2002, mengutip data pada Minggu di situs internet Joint Organisations Data Initiative yang berbasis di Riyadh.
Kekhawatiran baru juga muncul atas kesehatan ekonomi global dan dampaknya terhadap permintaan minyak, setelah The Fed, bank sentral AS, menunda kenaikan suku bunga acuannya pada pekan lalu.
Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan bahwa para pembuat kebijakan bank mengutip pelambatan yang sedang berlangsung di Tiongkok dan gejolak baru-baru ini di pasar global sebagai memainkan peran dalam keputusan mereka.
“Memang, keraguan The Fed tampak hanya memperkuat kekhawatiran investor tentang ekonomi global, daripada meyakinkan mereka,” Capital Economics mengatakan dalam sebuah komentar.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan