Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) terus memperhatikan laju minyak dunia yang terus menurun, karena hal ini akan sangat terkait dengan laju inflasi yang diantisipasi BI. Jika dengan kondisi penurunan minyak dunia pemerintah konsisten menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) maka inflasi dapat ditekan.

“Dengan penurunan harga minyak dunia, inflasi bisa lebih rendah. Sehinga akan ada ruang likuiditas yang longgar. Hal itu bisa terjadi jika pemerintah juga konsisten, ketika harga minyak turun, ya BBM juga turun dong,” kata Direktur Eksekutif BI Deptepartemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Juda Agung di Jakarta, Rabu (20/1).

Angka inflasi bulan ini, nerdasar Survei Pemantauan Harga (SPH) BI sebesar 0,7 persen secara month to month (m-to-m). Angka ini agak sedikit lebih besar dibanding Desember.

Dengan kondisi demikian, BI sendiri akan terus mengkaji dan memonitor likuiditas di perbankan. Jika perbankan butuh likuditas yang longgar maka kebijakan BI akan mendukung hal itu. Salah satunya bisa dengan menurunkan besaran giro wajib minimum (GWM).

“GWM masih kami lihat dan kaji. Jika likuiditas ketat ada ruang penurunan GWM,” kata dia.

BI sendiri bulan ini sudah menurunkan BI Rate dari 7,5 persen ke 7,25 persen. Sebekumnya di November 2015, suku bunga GWM diturunkan dari 8 persen menjadi 7,5 persen.

Kata dia, BI memang masih terus menghitung. Apalagi posisi deposit bank atau dana-dana perbankan yang disimpan di BI mulai meninggi. Pada Desember lalu, kata Juda, di bawah Rp100 triliun, tapi saat ini sudah sekitar Rp150 triliun.

“Jadi intinya, kami akan terus menjaga supaya konsisiten antara kebijakan suku bunga dan kebijakan likuiditas. Sehingga kebijaka BI tetsp sejalan,” tutur dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan