Jakarta, Aktual.com — Harga minyak dunia naik pada Rabu (4/11) pagi, didukung pembicaraan tentang pasar yang lebih kuat menjelang laporan minyak AS yang diperkirakan menunjukkan kilang-kilang bersiap untuk memenuhi permintaan minyak mentah yang lebih tinggi.
Kontrak acuan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melonjak hampir empat persen karena para pedagang berspekulasi bahwa data Departemen Energi AS (DoE) akan menunjukkan tingkat pemanfaatan kilang-kilang naik untuk minggu ketiga berturut-turut pekan lalu, sebesar 0,3 persentase poin, menurut survei Bloomberg News.
Pasar memperkirakan penyuling-penyuling AS untuk mengkonsumsi lebih banyak minyak mentah setelah musim pemeliharaan.
Produksi penyuling AS biasanya lambat selama September dan Oktober untuk melakukan pemeliharaan selama periode permintaan bahan bakar yang rendah. Para analis memperkirakan bahwa kilang mulai meningkatkan tingkat operasi mereka.
Laporan mingguan DoE juga diperkirakan akan menunjukkan bahwa stok minyak mentah naik dengan jumlah terkecil dalam enam minggu, 2,25 juta barel.
“Pasar minyak terus mencerminkan ketahanan optimisme bahwa pengurangan dalam investasi non-OPEC tahun lalu akan cukup untuk menyeimbangkan kembali pasar dan dukungan setidaknya beberapa derajat koreksi naik dalam harga,” kata Tim Evans dari Citi Futures.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember berakhir melonjak 1,76 dolar AS menjadi 47,90 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, tingkat penutupan tertinggi dalam lebih dari tiga minggu.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember ditutup pada 50,54 dolar AS per barel, naik kuat 1,75 dolar AS dari tingkat penutupan hari sebelumnya.
“Pasar tampaknya juga melihat prospek penumpukan dalam stok minyak mentah AS selama seminggu terakhir sebagai halangan tertentu untuk bergerak lebih tinggi,” kata Evans.
Tetapi Bart Melek dari TD Securities mengatakan pasar tampaknya bergerak naik pada Selasa dalam “pergerakan short covering dan teknikal.” Harga WTI dan Brent, patokan global, telah jatuh pada Senin akibat berlanjutnya kekhawatiran tentang pasokan global yang melimpah setelah berita rekor produksi minyak Rusia dan masih melemahnya sektor manufaktur Tiongkok.
Joseph George dari Schneider Electric menunjuk perkembangan “bullish” di Libya dan Brazil yang mendukung reli pada minyak.
“Sebuah penghentian terbatas ekspor minyak mentah dari pelabuhan Zeuitina di Libya Timur, telah mengangkat kekhawatiran lebih besar mengenai produksi minyak mentah Libya, yang masih sekitar satu juta barel per hari di bawah kapasitas sampai Oktober,” kata dia.
“Berlanjutnya pemogokan oleh serikat pekerja sektor minyak terbesar Brazil sejak Minggu juga telah memberikan dukungan terhadap kenaikan minyak mentah hari ini.”
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan