Jakarta, Aktual.com — Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB), karena para pedagang mempertimbangkan laporan kemajuan perundingan tentang program nuklir Iran, kesepakatan bailout baru Yunani dengan kreditor Eropa dan laporan OPEC yang bervariasi.
Melansir laman AFP, Selasa (14/7), patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, ditutup pada 52,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, turun 54 sen dari penyelesaian Jumat lalu.
Sementara itu, minyak mentah Brent North Sea, patokan global, untuk penyerahan Agustus turun 88 sen menjadi 57,86 dolar AS per barel di perdagangan London.
“Pasar minyak mentah defensif di perdagangan Senin karena para investor semacam melewati berita-berita utama sejak Jumat,” kata Tim Evans dari Citi Futures.
Perundingan maraton antara enam negara utama dan Iran atas program nuklir Teheran membuat “kemajuan nyata” tetapi masalah-masalah masih tersisa, Amerika Serikat mengatakan Senin, menunjukkan pembicaraan Wina akan mengulur ke hari lain.
Kesepakatan nuklir Teheran bisa mengakibatkan pencabutan sanksi yang telah menahan secara tajam ekspor minyak Iran.
Pasar minyak “waspada bahwa kesepakatan nuklir Iran bisa berarti lebih banyak pasokan, meskipun tidak akan langsung,” kata Evans.
Sementara kesepakatan bailout (dana talangan) Yunani mengangkat dolar, membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar kurang menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
“Pedagang minyak lebih mengkhawatirkan bahwa euro lebih lemah dan dolar lebih kuat karena berita,” kata Evans.
Sementara itu dalam laporan bulanannya pada Juli, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak mentah tahun ini sebesar 100.000 barel menjadi 1,28 juta barel per hari.
Pada 2016, permintaan diperkirakan meningkat 1,34 juta barel per hari, mencapai 93,94 juta barel per hari, berkat pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, menurut laporan OPEC.
“OPEC menaikkan proyeksi permintaan … tetapi dengan gambaran pasokan gemuk, pasar masih memiliki sentimen bearish untuk harga,” kata Brian Swan, analis komoditas di Schneider Electric.
Artikel ini ditulis oleh: