CHINA FEATURE PACKAGE ENERGY OIL FIELD

Jakarta, Aktual.com — Harga minyak dunia sedikit berubah pada Kamis (29/10) waktu setempat (atau Jumat pagi WIB), karena kekhawatiran pedagang tentang pasokan global yang berlimpah kembali mengemuka sehari setelah reli kuat didorong oleh perburuan harga murah dari kemerosotan sebelumnya.

Pasar melonjak pada Rabu (28/10) lalu, setelah Departemen Energi AS mengatakan stok minyak mentah komersial negara itu telah meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan Minggu lalu, dan beberapa pasokan produk minyak bumi telah menurun.

Selain itu, Federal Reserve memberikan pandangan yang lebih baik atas ekonomi AS dan secara jelas menempatkan Desember di atas meja untuk kemungkinan kenaikan suku bunga.

Tetapi keuntungan pasar didorong sebagian oleh perburuan harga murah atau “bargain hunting” setelah kemerosotan harga baru-baru ini, kata beberapa analis.

Untuk Carl Larry dari Frost & Sullivan, ada kecenderungan ke arah investasi minyak, karena “para hedge fund bermain minyak daripada bermain mata uang. Saya pikir di situ ada keinginan datang.” Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik tipis 12 sen menjadi menetap di 46,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan global untuk minyak, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, jatuh ke 48,80 dolar AS per barel, turun 25 sen dari penutupan Rabu.

Kedua kontrak berjangka stabil setelah WTI bertambah lebih dari enam persen dan Brent hampir lima persen pada Rabu.

“Kami melihat kelebihan pasokan secara fisik yang sedang berlangsung sebagai masalah mendasar penting, dengan tingkat produksi tinggi Rusia dilaporkan hari ini sebagai salah satu bagian dari total,” kata Tim Evans dari Citi Futures.

“Produksi OPEC adalah masalah utama lainnya dalam pandangan kami, dan sepertinya produksi Irak terus di atas 4,0 juta barel per hari, sebagai bagian dari total itu,” kata Evans.

Jika sanksi Iran dicabut, itu akan menambah total OPEC, kata dia, “mempertahankan surplus hingga 2016, setidaknya dengan tidak adanya pergeseran dalam kebijakan OPEC.”

Artikel ini ditulis oleh: