Jakarta, Aktual.com – Harga minyak naik tipis di awal perdagangan Asia pada Kamis (2/3), memperpanjang kenaikan dari dua sesi sebelumnya di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi yang kuat di China, importir minyak utama dunia, yang mengimbangi kekhawatiran tentang kenaikan persediaan minyak mentah AS.
Minyak mentah berjangka Brent naik 12 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 84,43 dolar AS per barel pada pukul 02.31 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 7 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 77,76 dolar AS per barel.
Kedua kontrak naik sekitar 1,0 persen di sesi sebelumnya setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur di China pada Februari tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari satu dekade, menambah bukti pemulihan ekonomi setelah penghapusan pembatasan COVID-19 yang ketat.
Namun, peningkatan stok minyak mentah selama sepuluh minggu berturut-turut di Amerika Serikat membatasi kenaikan harga minyak.
Persediaan minyak mentah AS naik 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Februari menjadi 480,2 juta barel, level tertinggi sejak Mei 2021, Badan Informasi Energi melaporkan (EIA). Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 500.000 barel.
Namun demikian, rekor ekspor minyak mentah AS membuat peningkatan lebih kecil dari dalam beberapa minggu terakhir, dengan pengiriman meningkat menjadi 5,6 juta barel per hari (bph) minggu lalu, menurut EIA.
“Persediaan minyak mentah AS memperlambat kenaikannya tetapi berada di atas kisaran lima tahun, dengan perlambatan penumpukan karena melonjaknya ekspor bruto ke rekor baru,” kata analis Citi dalam catatan klien.
Sementara itu, minyak mentah yang diproses oleh penyuling India mencapai rekor tertinggi pada Januari, data pemerintah sementara menunjukkan pada Rabu (1/3/2023), karena negara tersebut meningkatkan impor barel Rusia yang dijauhi oleh negara-negara Barat.
Throughput (tingkat pengolahan) kilang-kilang di importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia itu mencapai 5,39 juta barel per hari untuk Januari, tertinggi sejak catatan Reuters pada 2009.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra