Jakarta, Aktual.co — Harga minyak dunia yang saat ini berada di bawah USD50 per barel diperkirakan akan terus menurun selama beberapa tahun mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari.
“Penurunan tersebut karena pasokan minyak mentah berlebih di Arab Saudi, mereka masih memerlukan penadapatan, sedangkan pengurangan kebutuhan minyak juga terjadi di dunia, terutama di China. Selama tiga tahun ke depan harga akan turun dan ketidakstabilan harga juga terjadi, itu harganya berfluktuasi,” ujar Rovicky saat dihubungi Aktual di Jakarta, Jumat (23/1).
Lebih lanjut dikatakannya, pemerintah seharusnya mengambil sikap menghitung kembali APBN kita agar neraca perdagangan dan transaksi berjalan kita jadi lebih baik. Saat ini yang terpenting bukanlah mengenai harga minyak dunia yang rendah atau tinggi, melainkan kestabilan harganya.
“Waktu tahun 1990an harga minyak bisa USD20 per barel tapi stabil, tahun 2000an harga minyak USD100 per barel juga stabil, 2010 minyak dunia USD110 per barel juga stabil, baru beberapa tahun ini saja harganya ngga stabil,” jelasnya.
Selain itu, Rovicky juga mengatakan harga minyak dunia akan stabil setelah tiga tahun pasca anjloknya harga minyak dunia.
“Saya kira ngga akan lebih dari USD60 per barel setelah tiga tahun nanti,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka














