Minyak Mentah Dunia (Aktual/Ilst.Nelson)
Minyak Mentah Dunia (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Harga minyak dunia terus anjlok dan tak jauh dari angka US$29 dolar, membuat pemerintah dan regulator lainnya masih terus mewaspadai karena akan berdampak serius terhadap perekonomian nasional.

Menurut Bank Indonesia (BI), penurunan harga minyak dunia ini berdampak pada kekhawatiran dunia terhadap peekonomian yang tidak diharapkan. Sehingga akan banyak terjadi perpindahan dana dalam jumlah besar, termasuk dari Indonesia.

“Sehingga dana-dana di negara berkembang atau di perusahaan yang berbasisi komoditi akan ditinggalkan,” terang Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, di Gedung DPR/MPR, Senin (18/1) malam.

Apalagi, perekonimian negara-negara maju juga tengah mengalami tren perbaikan. Dengan ditandai yield obligasi yang lebih kecil dari pada di negara berkembang seperti Indonesia. “Kondisi ini akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Akan tetapi banyak yang percaya pada prospek ekonomi kita yang akan membaik,” tegas dia.

BI sendiri belum bisa memastikan sampai sejauh mana penurunan harga minyak dunia ini. Namun, sebagai langkah antisipasinya, ia menyarankan pemerintah agar terus mencari pasar ekspor yang baru. Karena untuk pasar ekspor yang ada selama ini juga sedang mengalami perlambatan.

“Karena saat ini perekonomian dunia yang sedang tertekan dan juga ekonomi China yang tengah melemah akan berdampak pada banyak negara. Maka Indonesia harus cari pasar baru,” tegas dia.

Untungnya, kata Agus Marto, pemerintah sudah mengantisipasi dengan menggabungkan biaya promosi di tiap kementerian untuk membuka pasar baru tersebut.

“Pak Menko Perekonomian (Darmin Nasution) sudah mem-briefing, bahwa penggabungan biaya promosi ekspor jadi efisien itu ditujukan utk membuka pasar baru, itu sangat baik sekali,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan