DIYARBAKIR, TURKEY - MARCH 27: Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan greets crowd during a local election rally organized by the ruling Justice and Development Party in Diyarbakir, Turkey, on March 27, 2014. (Photo by Kayhan Ozer/Anadolu Agency/Getty Images)

Jakarta, Aktual.com — Pemilihan umum (Pemilu) di negara Turki merupakan ulangan dari Pemilu bulan Juni 2015 lalu, dimana Partai Kesejahteraan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin oleh Presiden Turki sekarang, Recep Tayyip Erdogan kehilangan posisi mayoritasnya.

Di kesempatan yang berbeda, para pemimpin politik di Turki menyelenggarakan pawai terakhir pada Sabtu (31/10) waktu setempat, menjelang dihelatnya Pemilu, pada hari ini, Minggu (01/11).

Kantor berita AFP melaporkan, bahwa Partai AKP diperkirakan akan meraih 40 sampai dengan 43 persen suara. Diperkirakan, angka ini akan mengarah pada pembentukan pemerintahan koalisi lagi di sana.

Perdana Menteri Ahmet Davutogluyang juga berasal dari AKP mengatakan Pemilu kali ini bisa dikatakan sebagai “Referendum untuk menentukan masa depan Turki”.
Davutoglu menyatakan perlunya “Pemerintahan yang kuat di saat Negara yang genting ini”.

Namun demikian, pihak oposisi mengkhawatirkan, bahwa itu akan menjadi jalan masuk bagi terbentuknya pemerintahan militer di Turki.

Turki saat ini berada dalam kondisi tegang sesudah berbagai konflik meruncing di sana dengan terjadinya serangan kelompok pejihad maupun meningkatnya ketegangan dengan etnis Kurdi.

Bulan lalu, demonstrasi yang digerakkan oleh partai HDP di ibu kota Ankara diserang oleh ledakan bom yang menewaskan lebih dari seratus orang.

Serangan itu dianggap sebagai serangan terbesar dalam sejarah Turki modern.
Pewarta asing melaporkan para pemilih khawatir terhadap persoalan ekonomi yang menimpa negara itu serta keadaan demokrasi di sana, demikian laman BBCNews melaporkan.

Artikel ini ditulis oleh: