Jakarta, Aktual.com – Aksi unjuk rasa tenaga honorer kembali berlanjut di hari ketiga. Di hari ketiga ini, nampak ada yang berbeda, kali ini ruang aksi dipersempit oleh aparat kepolisian dengan hanya memberi ruang aksi di Jalan Medan Merdeka Barat.

Salah seorang guru honorer asal Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah Anton (31) mengatakan, bahwasanya hal itu sudah dilakukan aparat kepolisian sejak pagi hari.

“Dari pagi sudah dipasangin kawat oleh polisi. Makin gak bisa gerak kita,” ucapnya kepada Aktual.com, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (12/2).

Selain itu, dari pantauan Aktual.com di lapangan, massa aksi jauh lebih sedikit jika dibandingkan hari pertama dan kedua.

“Ada yang sakit, lelah. Jadi sudah ada yang pulang. Sisanya yang di sini perwakilan saja,” sambung Anton.

Setelah melalui dua hari tanpa hasil, terlihat jelas wajah-wajah massa aksi berubah menjadi sedih, ada pula yang menangis sambil mengucapkan Shalawat Nabi.

Anton yang sudah menjadi guru selama 11 tahun mengatakan, kepastian menjadi Pegawai Negeri Sip sangat diperlukan olehnya.

Pasalnya, selama ia menjadi guru honorer, upah paling tinggi yang ia terima untuk sebulan hanya sebesar Rp300 ribu.

“Itu paling tinggi, Mas. Jenengan kalaj gak percaya cek ke brebes. Rata-rata Rp200 ribu,” imbuh Anton.

Sepakat dengan Anton, kawannya Edi yang juga berasal dari Brebes mengatakan, demi mencukupi kebutuhan hariannya, para guru honorer di Brebes rela menjadi kuli serabutan agar dapur mereka tetap berasap.

” Ya kita colak-colek (serabutan) aja. Sering gali lobang tutup lobang,” ucap Edi menutup perbincangan siang itu.

Artikel ini ditulis oleh: