Denpasar, Aktual.co —  Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1937 berlangsung khidmat. Tak ada gangguan berarti dalam tapa brata penyepian. Ada empat hal esensi Nyepi yang disebut Catur Brata. 
Di antaranya adalah Amati Geni atau tidak menyalakan api, Amati Karya atau tidak boleh bekerja/beraktivitas, Amati Lelungan atau tidak melakukan perjalanan dan Amati Lelangunan atau tidak diperkenankan untuk menghibur diri.
Sejak pagi tadi pula seluruh warga Bali berdiam diri di dalam rumah. Tak ada lalu lalang kendaraan seperti biasanya. Bali hening, senyap seketika selama 24 jam. Pelabuhan, bandara, terminal dan jalan tol ditutup. Praktis, Bali bak kota mati. Udara sejuk serta tidak ada polusi.
Siang berganti malam. Tak ada listrik dan penerangan jalan, Bali gelap gulita. Hanya suara jangkrik hewan kecil dan lolongan anjing yang terdengar. Di jalan-jalan hanya pecalang (petugas keamanan desa adat) berjaga-jaga. Seluruh Bali padam total, kecuali rumah sakit. Jika kedapatan menyalakan lampu, pecalang akan menghampiri dan memberikan teguran.
Demi khidmatnya pelaksanaan Nyepi, siaran televisi nasional dan lokal ditiadakan. 
“Kami sudah imbau seluruh stasiun televisi nasional dan lokal untuk menghentikan sementara siaran di Bali selama Nyepi berlangsung,” kata anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali, I Nengah Muliarta saat dihubungi Aktual.co.
Tak hanya televisi, KPID Bali juga mengimbau agar radio dan televisi berlangganan menghentikan siaran selama Nyepi berlangsung mulai Sabtu (21/3)  pukul 06.00 WITA hingga Minggu (22/3) pukul 06.00 WITA.
“Imbauan ini berlaku untuk semua lembaga penyiaran baik radio, stasiun televisi lokal, televisi nasional, maupun televisi berlangganan,” jelas mantan jurnalis itu. 

Artikel ini ditulis oleh: