Jakarta, Aktual.com – Sebagaimana hari tarwiyyah, hari Arafah juga merupakan hari yang mulia, yaitu hari yang kesembilan pada bulan Dzul hijjah, dimana pada hari ini umat islam dari seluruh penjuru dunia yang sedang berhaji berkumpul untuk melaksanakan salah satu rukun haji yaitu wuquf di Arafah.
Adapun batas minimal waktunya adalah perkiraan waktu tuma’ninah seperti duduk diantara dua sujud, dalam keadaan berdiri, duduk ataupun naik kendaraan.
Sedangkan sunnahnya adalah wuquf di gunung rahmah dalam keadaan suci, setelah melaksanakan shalat dhuhur dan asar dengan qashar dan jama’ di masjid Namirah, dan mengisi hari ini dengan berdo’a dan menundukkan diri kehadirat Allah Ta’ala hingga matahari terbenam, kemudian berjalan menuju Muzdalifah untuk shalat maghrib dan isya dengan jama’ ta’khir.
Dinamakan dengan gunung Arafah, oleh sebab perkenalan Nabi Adam AS dan Hawwa di tanah ini, atau karena Malaikat Jibril AS memperkenalkan tentang manasik haji kepada Nabi Ibrahim AS, lalu Malikat Jibril pun bertanya kepadanya:”apakah kamu sudah mengetahui?”, kemudian nabi Ibrahim AS menjawab “ iya aku sudah tahu”.
Ibnu Abbas RA mengatakan, maka dari sinilah dinamakan dengan Arafah. Sebagian ulama mengatakan, bahwa sebab dari penamaan Arafah ini adalah karena para manusia mengakui akan dosa-dosa mereka di tanah ini, sehingga dinamakan dengan Arafah.
Padang Arafah adalah merupakan masy’ar yang diluar batas tanah haram, yang berjarak sekitar 22 KM dari masjidil haram, dengan luas 10.4 M2. Dimana para jamaah haji berkumpul disini, meneladani sunnah baginda Nabi SAW dalam sabdanya:
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid