Jakarta, aktual.com – Menyambut Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November, Indonesia dan Oman saling berbagi makna toleransi melalui serangkaian pameran bertajuk “Pesan Islami dari Oman” yang digelar di Perpustakaan Nasional RI di Jakarta, pada 14-18 November 2019.
Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan OKI, Alwi Shihab, di sela acara pembukaan pameran, Kamis, menyebut bahwa Oman sejak ratusan tahun lalu telah menjalankan idealisme toleransi terhadap masyarakat yang berbeda, khususnya dalam hal afiliasi agama.
“Oman dikenal sebagai negara Arab yang selama ini mempromosikan toleransi dan saya kira masyarakat Indonesia bisa datang melihat bagaimana Oman dari dahulu sudah membangun rumah-rumah ibadah selain masjid di negaranya dan ini satu hal yang patut dicontoh oleh negara-negara Islam lainnya,” ujar Alwi.
Dari contoh tersebut, Alwi menilai bahwa pameran seni tentang cara Oman menghormati masyarakat beragama selain Islam digelar di Jakarta adalah keputusan yang tepat, terlebih Oman telah menggelar pameran toleransi serupa sejak sepuluh tahun lalu dengan lokasi di lebih dari 130 kota di 37 negara.
“Menghormati perbedaan dan melakukan semacam pendekatan toleransi sangat dibutuhkan di Indonesia sekarang karena adanya pemikiran dan ideologi yang keras yang seakan-akan agama lain tidak perlu dihiraukan,” kata Alwi menambahkan.
Mengaitkan dengan kondisi di Indonesia, Alwi menyebut, “Pancasila dan toleransi tidak ada beda, karena Pancasila menghimpun semua etnis, menghimpun semua agama dalam satu ideologi.”
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Oman untuk Indonesia, Sayyid Nizar bin Al Julanda al-Said, menyatakan hal senada tentang Pancasila sebagai dasar toleransi di Indonesia yang sejalan dengan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan dalam keberagaman (coexistence) yang dianut oleh Oman.
“Pameran ini untuk menyebarkan pesan perdamaian yang dibagi bersama oleh Oman dan Indonesia, dan tentu saja kita berada di tanah toleransi, tanah Pancasila, tanah dengan keberagaman namun penuh persatuan,” kata Nizar.
Dia menambahkan, Oman dan Indonesia telah berbagi kesamaan nilai-nilai toleransi tersebut sejak lama melalui sejarah, yang tidak hanya berkaitan dengan agama Islam saja namun juga menyangkut kebiasaan kultural wilayah Arab yang dibawa oleh masyarakat Oman saat singgah di Indonesia dahulu kala.
“Jika ditarik ke masa lampau, pameran ini bukan pesan perdamaian pertama kali dari Oman untuk Indonesia, karena ratusan tahun lalu pelaut dari Oman datang ke tanah ini menyebarkan pesan damai, bertukar barang, menjalin hubungan, jadi hari ini adalah kelanjutan dari apa yang sudah terjalin dalam sejarah,” ujar Nizar. [Eko Priyanto]
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin