‘”Harry Potter” Menjadi Salah Satu Indikasi Penyebab Kemacetan Di Pantura’
Indramayu, Aktual.com – Antrian panjang kendaraan disejumlah titik di jalur pantura, masih terus terjadi. Diantaranya, dititik wilayah yang berbatasan langsung antara Kabupaten Subang dan Indramayu, Jawa Barat.
Pada arus mudik 2017 kali ini, titik itu masih saja harus mengalami kemacetan yang cukup panjang. Berdasakan pantauan Aktual dilokasi, Jum’at (23/6), “Harry Potter”, begitu sebutan warga desa Kabupaten Indramayu untuk para penyapu uang di jembatan Sewo yang berada di perbatasan Kabupaten Subang-Indramayu, Jawa Barat, menjadi indikasi penyebab tersendatnya arus lalu lintas tersebut. Padahal, dilokasi sudah disiagakan posko beserta sejumlah aparat kepolisian yang berjaga mengawal kelancaran arus mudik.
Dalam tayangan, terlihat antrian panjang kendaraan pemudik harus merayap hingga melewati jembatan Sewo.
Bagi para pemudik yang sering melintas di pantura, fenomena jejeran “Harry Potter” di jembatan Sewo memang bukanlah hal baru. Namun, di hari biasa jumlah “Harry Potter” masih tergolong wajar jika dibandingkan saat menjelang hari raya Idul Fitri.
Rentetan penyapu uang di jembatan Sewo itu semakin panjang hingga ratusan meter. Mereka Berjajar dipinggiran jalan sambil memegang sapu berharap para pemudik yang akan melintasi jembatan Sewo melemparkan uang.
Menurut cerita yang dikutip dari sejumlah sumber, munculnya fenomena yang disebut “Harry Potter” di jembatan Sewo berawal dari sebuah tragedi kecelakaan bus transmigran perintis asal Boyolali, Jawa Tengah pada 11 Maret 1974, silam. Ceritanya, pada saat itu para transmigran hendak berangkat ke Sumatera Selatan melalui jalur pantura. Namun nahas, saat melintas di jembatan Sewo, bus yang mereka tumpangi terperosok masuk ke dalam sungai dan terbakar. Sebanyak 67 penumpang tewas, dan konon hanya tiga anak saja yang selamat dari peristiwa tersebut.
Kemudian, untuk menghormati kecelakaan tragis itu, warga Boyolali yang melintasi jembatan itu selalu membuang uang recehan. Belakangan hal itu menjadi tradisi para pengemudi yang lewat jembatan Sewo, baik itu sopir truk, bus, maupun masyarakat umum. Hingga saat ini, tradisi tersebut dimanfaatkan warga sekitar jembatan Sewo semenjak para pengemudi dan pemudik tidak lagi membuang uang recehan tersebut ke sungai tapi ke aspal diatas jembatan Sewo.
Berikut cuplikannya:
Reporter: Warnoto