Jakarta, Aktual.com – Tak sedikit harta Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berasal dari hibah. Menurut Direktur Centre For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, fakta ini menjadi menarik untuk ditelusuri.
Dia menuding, Cagub dan Cawagub DKI coba menyamarkan hartanya lantaran berasal dari hasil yang tak wajar atau bahkan bisa dikatakan harta hasil korupsi.
“Tapi yang paling aneh itu semua kandidat ada dalam bentuk hibah. Biasanya kalau hibah itu, buat menutupi uang ini halal atau haram,” tuduh Uchok, dalam sebuah diskusi bertajuk ‘Menakar Laporan Kekayaan Cagub-Cawagub DKI Jakarta’, yang diselenggarakan Forum Transparansi Indonesia di Menteng Jakarta Pusat, Jumat (16/12).
Seperti halnya sistem di Direktorat Pajak yang mengharuskan para wajib pajak menggunakan jasa notaris untuk mengesahkan harta hibah itu.
“Kalau kita ke Dinas Pajak, lapor kekayaan pakai Surat Pemberitahuan (SPT), hibah itu harus pakai notaris, biar halal sumbernya,” jelasnya.
Maka dari itu, Uchok mendesak para aparat hukum, baik itu Jaksa, Polisi maupun penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengaudit harta hibah tersebut.
“Harusnya dilakukan audit, sumber-sumbernya dari mana. Pejabat kita ini kaya-kaya, tapi nggak tahu hantu siapa yang berikan,” tandasnya.
Seperti diketahui, para Cagub dan Cawagub DKI telah menyerahkan laporan harta kekayaannya ke KPK. Pihak lembaga antirasuah pun sudah menyerahkan hasil verifikasinya ke KPU DKI.
Menurut Ketua KPU DKI, Sumarno, Cawagub, Sandi Salahuddin Uno memiliki harta yang paling banyak, sekitar Rp 3 triliun dan tabungan dolar Amerika Serikat sekitar 10 juta. Sedangkan Cagub pendamping Uno, Anies Rasyid Baswedan hartanya Rp 7 miliar lebih dan 8.893 dolar AS.
Sementara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Cagub DKI yang hartanya paling banyak, Rp 25 miliar dan 78.000 dolar AS. Djarot Saiful Hidayat, Cawagub Ahok memiliki harta sebesar Rp 6 miliar.
Satu pasangan calon lagi, Agus Harimurti Yudhoyono mempunyai kekayaan sebesar Rp 15 miliar, sedangkan Sylviana Murni Rp 8 miliar.
(Mochammad Zhacky Kusumo)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan