Dua pejalan kaki melintasi papan sosialisasi pembayaran pajak secara online di Jakarta, Selasa (1/3). Direktorat Jenderal Pajak membuat peta zona potensial pajak untuk mencapai target penerimaan pajak sebesar Rp1.360,1 triliun pada 2016. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama/16

Semarang, Aktual.com – Jumlah persentase wajib pajak yang taat di Indonesia masih kalah jauh dibanding negara tetangga, Singapura. Dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, hanya satu juta wajib pajak yang taat pajak.

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoe mengatakan, dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia terhitung sebagai negara dengan jumlah pembayar pajak paling sedikit.

“Artinya, hanya sedikit kelompok yang jadi penopang ekonomi kita,” ujar dia, di Semarang, Selasa (21/6).

Sedangkan Singapura, dengan jumlah penduduk hanya enam juta jiwa, jumlah wajib pajak yang taat sama dengan Indonesia. “Jumlah pembayar pajak Indonesia sama dengan Singapura. Padahal penduduk Singapura cuma enam juta,” kata dia.

Sedikitnya jumlah pembayar pajak, menurut dia, jadi penyebab rapuhnya ekonomi Indonesia menghadapi pasar bebas.

“Begitu dibuka pasar bebas, masyarakat yang belum maju jadi sulit bersaing. Sehingga mereka akan makin ketinggalan,” ujar Tanoe.

Menurut dia, Indonesia harus lekas menjadi negara maju. Itu dimulai dari sektor ekonomi kerakyatan yang kuat. “Idealisme kita ini membangun masyarakat. Dengan membangun masyarakat kita membangun bangsa. Masyarakat siapa yang dibangun, masyarakat yang belum mampu,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: