Menurut Hendrisman, pembayaran klaim dan manfaat yang meroket hingga 43,5 persen dari Rp24,05 triliun menjadi Rp34,51 triliun di tiga bulan lalu itu. Meski total tertanggung sebenarnya menurun sekitar 1,6 persen dari 59,21 juta orang menjadi 58,27 juta orang.

Klaim terbesar, kata dia, berasal dari pertumbuhan klaim nilai tebus (surrender) yang melonjak sebanyak 56,7 persen menjadi Rp20,8 triliun.

“Klaim ini memiliki proporsi terbesar di dalam pembayaran klaim dan manfaat mencapai 60,3 persen. Hal ini karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” dia menjelaskan.

Meski kinerja pendapatan tak positif, ternyata jumlah aset AAJI meningkat sebesar 15,6 persen dari Rp475,75 triliun menjadi Rp550,08 triliun. Peningkatan juga terjadi pada agen berlisensi yang naik tipis 4,7 persen dari 566,35 ribu orang menjadi 592,91 ribu orang.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid