Wacana film G30S/PKI menempati porsi sebesar 31 persen dari seluruh pembicaraan netizen, yang ditanggapi dengan pro dan kontra. Apalagi, Presiden Jokowi turut memberikan pernyataan dan mengharapkan agar dibuat versi terbaru, sehingga bisa diterima generasi milenial tanpa menghilangkan konteks dari maksud film itu sendiri.

Reaksi netizen pada isu film ini didominasi dengan emosi “anticipation” yang diwujudkan dengan penantian acara nonton bareng, respons pada pernyataan Jokowi.

“Sementara itu, isu lainnya yang dimunculkan para netizen adalah Orde Baru, perhatian netizen pada ulama, peristiwa di YLBHI, serta acara talkshow di salah satu televisi. Masing-masing isu tersebut rata-rata dibicarakan sebanyak 3-5 persen dari keseluruhan pembicaraan tentang PKI,” papar Rustika.

Jokowi menjadi figur terbanyak yang disebut (di-mention), yakni sebanyak 25.552 tweets. Posisi ke dua disusul oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (16.988 tweets). Nama Soeharto kembali disebut sebanyak 6.647 tweets, serta Kivlan Zen 2.930 tweets.

Secara demografi, tutur Rustika, 37 persen netizen yangg merespons isu PKI berasal dari usia 26-35 tahun. Sisanya, usia 19-25 tahun sebanyak 28,2 persen, netizen berusia di atas 35 tahun sebanyak 25,3 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan