Jakarta, Aktual.co — Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi memiliki harapan besar agar pengurus organisasi itu memiliki jiwa NU yang tidak lagi diragukan.
“Pengurus NU harus 100 persen NU,” katanya saat menjadi pembicara pada sarasehan bertema “Meneguhkan Qanun Asasi sebagai Prinsip Jam’iyah Nahdlatul Ulama” di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Ulama yang kini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu, memiliki alasan dengan harapannya itu. Hal itu karena ia menengarai saat ini, ada upaya memasukkan orang yang berhaluan tidak sejalan dengan paham “ahlussunah waljamaah” ke dalam organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari itu.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang itu, mengemukakan bahwa saat ini NU menghadapi tantangan dari kanan dan kiri yang pada akhirnya justru bisa membelokkan NU keluar dari relnya.
“Karena itu pengurus di NU itu harus murni 100 persen, kalau umat yang jumlahnya jutaan belang-belang, itu wajar,” kata pria kelahiran Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944 itu.
Ia mengemukakan, bahwa Muktamar NU di Jombang, Jawa Timur, Agustus 2015 menjadi momentum untuk menjaga NU tetap berada di relnya. Hal itu akan terwujud jika peserta muktamar memilih pengurus yang hatinya 100 persen NU.
Sarasehan pengasuh pondok pesantren dan tokoh NU se Jawa, Madura, Bali dan NTB itu juga menghadirkan pembicara Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Katib II PBNU KH Afifuddin Muhajir dan KH Hasan Basri.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby