Kampus UGM
Kampus UGM

Yogyakarta, Aktual.com – Memeriahkan haulnya yang ke-67, UGM Yogyakarta menggelar serangkaian acara secara estafet yang telah berlangsung sejak 20 September hingga puncaknya 19 Desember mendatang di Grha Sabha Pramana UGM.

Mengusung semangat ‘Dari UGM Untuk Indonesia Sehat’, beberapa gelaran kegiatan bertema kesehatan diantaranya Jalan Sehat Keluarga UGM (13 Nov), Seminar Nasional Kebidanan (4 Des), Operasi Katarak di RS Puri Husada (4 Des), Baksos Pembagian Kacamata Gratis (17 Des) serta sejumlah agenda lain.

Adapula Pertunjukan Seni Tradisi/Tari dan Gamelan (2 Des), Seminar Nasional UKM Peduli Difabel (3 Des), Penghargaan Insan Berprestasi (14 Des), Penanaman Pohon dan Pagelaran Wayang Kulit (17 Des) dan masih banyak lagi.

Pada 18 Desember, kembali diselenggarakan “Niti Laku Perguruan Kebangsaan” atau napak tilas hijrahnya lokasi kampus UGM dari Keraton Yogyakarta menuju Bulaksumur Sleman, kurang lebih 6.000 orang peserta bakal terlibat di gelaran ini.

“Ini mengambarkan hijrahnya kampus UGM yang semula di Keraton, kemudian dipindahkan oleh Sri Sultan dan Presiden pertama Indonesia Sukarno ke Bulaksumur ini,” ujar Budi Setiyono, Koordinator Niti Laku, ditulis Kamis (1/12).

Tak hanya itu, Dies Natalis UGM 2016 juga mengangkat beberapa tema bersemangatkan kebangsaan yakni Pengajian dan Doa Bersama Lintas Agama termasuk Seminar Kebangsaan (15 Des).

Membaca situasi sosial dan politik belakangan, UGM sebagai representasi keberagaman Indonesia merasa harus kembali meneguhkan semangat kebhinekaan.

Pemerintah dan masyarakat diharap merawat hal ini bersama dengan sungguh-sungguh. “Sehingga tidak menjadi tumpukan masalah maupun bom waktu,” kata Zainal Abidin Bagir, Ketua Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya UGM.

Komitmen Nawa Cita perlu dilaksanakan secara komprehensif, tidak berdasarkan urutan prioritas yang pragmatis. “Yang justru kerap meminggirkan pokok-pokok persoalan terkait penghargaan perbedaan dan keberpihakan pada masyarakat yang terpinggirkan,” imbuhnya.

Senada, Sosiolog UGM M. Najib menilai kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah karunia yang harus selalu dijaga. “Merawatnya adalah tugas kita bersama sebagai warga bangsa, apapun suku, ras, profesi dan agama kita,” papar Najib.

(Laporan: Nelson)

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis
Eka