Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi I DPR RI, Ahmad Zainuddin berharap tak ada unsur sabotase dalam insiden jatuhnya helikopter TNI AD di Poso, Sulawesi Tengah pada Minggu (20/3) kemarin.

“Kita sangat berduka cita. Kecelakaan ini terjadi saat TNI sedang operasi di Poso. Saya dengar Danrem Tadulako dan anggota BIN juga beberapa anggota TNI lainnya jadi korban. Tentu kita berharap tidak ada unsur sabotase atau kesengajaan dijatuhkan kelompok teror di sana,” ujar Zainuddin di Jakarta, Senin (21/3).

Lebih lanjut, Zainuddin mengatakan, jatuhnya heli TNI AD di Poso harus menjadi evaluasi operasi pemberantasan kelompok teroris Santoso di Poso secara keseluruhan.

Menurutnya, Operasi Tinombala yang dimulai 10 Januari 2016 lalu, menargetkan penangkapan kelompok Santoso selesai 9 Maret 2016 lalu. Namun operasi yang melibatkan unsur-unsur elite dari Polri dan TNI itu diperpanjang hingga enam bulan ke depan.

Padahal, lanjut Zainuddin, kelompok teroris Santoso hingga saat ini sudah dalam proses pengepungan oleh pasukan gabungan TNI-Polri di wilayah hutan pegunungan Desa Torire, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.

“Musibah ini harus menjadi evaluasi menyeluruh terhadap operasi Tinombala. Musibah ini mungkin saja tidak terjadi jika rencana operasi berhasil sesuai target dan jadwal yang ditetapkan. Setelah ini, saya kira kelompok Santoso harus segera diselesaikan,” kata politisi PKS ini.

Diketahui, Helikopter TNI AD jenis Bell 412 EP dengan Nomor HA 5171 jatuh di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Ahad (20/3) sore. Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman menyebutkan heli pabrikan Amerika Serikat itu diduga jatuh karena faktor cuaca.

Artikel ini ditulis oleh: