Jakarta, Aktual.com — Sebanyak 13 anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat dinyatakan meninggal dunia atas insiden jatuhnya helikopter di Poso, Minggu (20/3). Belum diketahui secara pasti penyebab jatuhnya helikopter, namun dugaan sementara disebabkan oleh faktor cuaca.
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mengingatkan bahwa kecelakaan yang menimpa alutsista TNI sering terjadi dan sudah semestinya menjadi perhatian. Sebab, sudah banyak juga prajurit TNI yang menjadi korban.
“Memang kita belum mengetahui secara pasti penyebab utama jatuhnya helikopter ini, meskipun dugaan sementara penyebab utamanya adalah karena faktor cuaca seperti petir. Bukankah umumnya pesawat dan helikopter itu dilengkapi dengan alat anti petir? Kalaupun helikopter yang jatuh di Poso ini dilengkapi alat anti petir, bagaimana kondisinya? Saya mendesak agar dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pastinya sebagai bahan evaluasi,” ujar Sukamta di Jakarta, Senin (21/3).
Sukamta menjelaskan, tahun lalu pesawat Hercules C-130 jatuh di pemukiman padat di Polonia Medan, pesawat F-16 juga terbakar di Lanud Halim Perdana Kusumah, pesawat T-50 Golden Eagle jatuh di Jogjakarta, belum lama ini pesawat latih Super Tucano juga jatuh di Malang.
“Sebelumnya juga pernah terjadi kecelakaan helikopter TNI AD di Kalimantan Utara. Kali ini hal serupa terjadi lagi, helikopter TNI AD jatuh di Poso,” ungkapnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menambahkan, jika ternyata faktor utama penyebab ada pada kualitas helikopternya, maka perlu meninjau ulang kebijakan alutsista yang mencakup pembelian dan ‘maintenance’. Apalagi, negara sudah menggelontorkan anggaran untuk Minimum Essential Force.
“Pemerintah harus beli alutsista yang benar-benar berkualitas dan musti terus melakukan maintenance berkala secara serius. Kita semua berharap kedepannya kecelakaan-kecelakaan alutsista tidak terjadi lagi, zero accident,” tutup Sukamta.
Artikel ini ditulis oleh: