Jakarta, Aktual.com – Untuk memperluas pemanfaatan gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) melalui salah satu anak perusahaan Gagas Energi menyalurkan gas ke Hotel Dharmawangsa, Jakarta. Kini Hotel Dharmawangsa memanfaatkan CNG untuk bahan bakar memasak serta boiler laundry.
“Awal Maret Hotel Dharmawangsa sudah memanfaatkan gas CNG PGN untuk bahan bakar di lima dapurnya. Selain itu, mereka juga memanfaatkan CNG untuk boiler laundry,” kata Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, Ahmad Cahyadi ditulis Sabtu (25/3).
Sebelumnya, Hotel Dharmawangsa menggunakan Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk bahan bakar memasak di dapurnya. Dengan menggunakan CNG, Hotel Dharmawangsa dapat menghemat sekitar 20%-50%.
“Gas CNG dari PGN harganya lebih hemat hampir 50% dibanding LPG non subsidi, bahkan kalau harga minyak naik penghematannya bisa lebih besar lagi,” ungkap Chayadi.
Pihaknya saat ini makin agresif menawarkan CNG ke masyarakat di daerah-daerah yang belum terbangun jaringan pipa gas bumi. Sehingga energi gas bumi yang efisien dan bersih serta aman dibandingkan bahan bakar lainnya ini makin banyak dinikmati masyarakat.
“Kini makin banyak restoran hingga industri beralih ke gas CNG PGN, contohnya saja Rumah Makan Suharti cabang Rawamangun dan Tendean, lalu ada toko Lapis Bogor Agrinesia, YKK Zipco Indonesia yang memproduksi resleting (zipper) di Karawang, Restoran Top Yammie di Glodok dan banyak lagi,” ungkap Cahyadi.
Vice President Corporate Communication PGN Irwan Andri Atmanto menambahkan, PGN terus mengembangkan infrastruktur baik melalui pipa gas maupun melalui sarana infrastruktur lainnya seperti CNG dan LNG.
“Saat ini PGN adalah pemain utama gas bumi di Indonesia. Infrastruktur pipa gas bumi PGN mencapai 7.278 km atau setara dengan 80% pipa gas bumi hilir di Indonesia, dengan volume gas yang disalurkan sebesar 1.599 million standard cubic feet per day (MMSCFD),” kata Irwan.
PGN menyalurkan gas bumi ke lebih dari 165.392 pelanggan rumah tangga, 1.929 pelanggan sektor UMKM, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.652 industri manufaktur berskala besar dan pembangkit listrik.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka