Arsip - Warga Yaman mengikuti unjuk rasa untuk memprotes serangan udara gabungan AS-Inggris terhadap kamp-kamp kelompok tersebut, di Sanaa, Yaman, 12 Januari 2024 . (Xinhua/Muhammad Muhammad)

London, Aktual.com – Inggris mendesak Iran pada Rabu (17/1) untuk “menggunakan pengaruhnya” atas kelompok Houthi Yaman dalam mencegah ancaman lebih lanjut terhadap pelayaran komersial di Laut Merah, menurut Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan (FCDO).

Pernyataan tersebut dipublikasikan setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Inggris Raya, David Cameron, dengan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

“Iran harus berhenti memasok Houthi dengan senjata dan intelijen serta menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan serangan Houthi di Laut Merah,” cuit Cameron pada X.

“Iran juga harus berhenti menggunakan keadaan regional sebagai alasan untuk bertindak sembarangan dan melanggar kedaulatan negara lain. Saya telah menegaskan ini kepada Menlu @Amirabdolahian,” lanjutnya.

Cameron menilai serangan Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah sebagai “ilegal dan tidak dapat diterima.”

Pertemuan antara Cameron dan Amir-Abdollahian berlangsung setelah serangan udara terhadap Houthi di Yaman oleh Amerika Serikat dan Inggris pekan lalu.

Serangan udara tersebut ditargetkan pada lokasi Houthi di kota-kota Yaman yang dikuasai oleh kelompok yang didukung Iran, setelah serangkaian serangan Houthi di Laut Merah terhadap kapal-kapal yang dituju ke Israel.

Houthi mengumumkan bahwa 73 serangan di Yaman telah menewaskan lima pejuang mereka.

Selain itu, Cameron juga “mengutuk serangan di Erbil, Irak, yang menewaskan warga negara ganda Inggris-Irak Karam Mikhael,” seperti yang disampaikan dalam pernyataan tersebut.

Sebelumnya, pada pekan ini, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan bahwa mereka telah meluncurkan rudal balistik ke posisi “kelompok teroris anti-Iran” dan pendukung mereka di Suriah dan Irak. IRGC juga mengklaim telah menghancurkan markas besar badan mata-mata Israel Mossad di Erbil.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan