Jakarta, Aktual.co — Mantan Mendiknas M Nuh mengatakan kembali pada Kurikulum 2006 atau KTSP itu justru mundur, karena secara substansi belum tentu lebih baik,.
Selain itu, sambungnya, butuh waktu lagi untuk melatih guru lagi (dengan KTSP) dan bahkan orang tua harus membeli buku KTSP, padahal buku Kurikulum 2013 itu digratiskan.
Dengan tegas, Nuh yang juga penggagas Kurikulum 2013 itu menyatakan KTSP 2006 itu tidak sesuai UU Sisdiknas, karena itu pihaknya merumuskan Kurikulum 2013.
“Itu pun, KTSP 2006 tidak langsung kami ganti, karena kami ingin menjaga kesinambungan, lalu kami lakukan evaluasi hingga 2012 sebagai bahan untuk membenahi kurikulum yang baru nanti (Kurikulum 2013),” katanya, beberapa waktu lalu.
Ditemui di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya, Nuh yang juga Ketua Umum Yayasan RSI Surabaya (Yarsis) itu menjelaskan UU Sisdiknas mengamanatkan tiga kompetensi pendidikan yakni pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
“Tiga kompetensi itu tidak ada dalam KTSP, karena itu kami merancang kurikulum baru, bahkan Kurikulum 2013 itu juga disesuaikan dengan amanat dalam UU Sisdiknas tentang konsep kesatuan atau integrasi dalam pendidikan,” paparnya.
Bahkan, konsep integratif itu mulai ditiru Malaysia. “Presiden Obama pun pada tahun 2014 mulai memasukkan konten nonfiksi dari mata pelajaran IPA, IPS, dan PKN ke dalam mata pelajaran Bahasa. Jadi, kita sudah sejak 2013, tapi Amerika baru memulai tahun 2014,” sergah mantan Rektor ITS ini.
Oleh karena itu, katanya, tiga kompetensi dan sistem tematik integratif yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 itu sudah sesuai UU Sisdiknas, bahkan sesuai dengan konsep pendidikan yang maju.
“Artinya, kalau bukan konsep pendidikan dengan integrasi tiga kompetensi itu, maka kita akan tertinggal. Ingat, kompetensi sikap itu jangan diartikan agama-isasi, tapi pembentukan karakter. Itu cita-cita UU Sisdiknas dan juga cita-cita Sila 1 Pancasila,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















