Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris menilai perlu adanya investigasi komprehensif terkait pengelolaan dan perawatan pesawat terbang militer.
Eveluasi itu dilakukan menyusul insiden jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI AU dalam penerbangan dari Timika menuju Wamena, yang ditemukan di Gunung Lisuwa, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Minggu (18/12).
“Hercules tipe ini memang sudah tua karena pabrikan tahun 1964. Tetapi bukan berarti usia pesawat tersebut membuatnya tidak aman untuk diterbangkan. Hercules usia seperti ini masih banyak digunakan di berbagai negara dengan optimal, dengan catatan perawatannya baik,” ujar Charles di Jakarta, Senin (19/12).
Selain memang adanya keterbatasan anggaran untuk pembelian pesawat baru, kata dia, ada antrean yang harus dilewati untuk pengadaan pesawat angkut militer.
“Pasca kecelakaan Hercules di Medan beberapa waktu yang lalu, kami mendapatkan informasi bahwa dari 24 unit pesawat Hercules yang kita punya hanya 11 yang dalam kondisi siap terbang. Dan dari total 50 pesawat angkut yang kita punya hanya 24 unit yang bisa terbang. Ini tentunya harus menjadi bahan evaluasi bagi TNI AU terkait perawatan dan pengelolaan pesawat terbang TNI.”
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, TNI harus melakukan investigasi komprehensif terkait perawatan dan pengelolaan skuadron pesawat miliknya. Selain itu, harus ada pula reformasi pengelolaan alutsista di tubuh TNI.
Sementara terkait kebijakan anggaran untuk tahun 2017 nanti, lanjutnya, anggaran untuk TNI AU memang yang paling kecil. Dari rencana anggaran 108 triliun, jelas Charles, matra udara hanya mendapat alokasi 13.8 triliun.
Untuk itu, tambahnya, Fraksi PDI Perjuangan di DPR mendorong agar anggaran pertahanan dari tahun ke tahun terus meningkat dan seimbang sesuai dengan kebutuhan riil sektor pertahanan nasional.
“Kita mendukung penuh pemerintah menaikkan anggaran pertahanan sampai 2019 sebesar 250 triliun.”
Laporan: Nailin In Saroh
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu