Yogyakarta, Aktual.com – Pagelaran seni musik tradisional yang mempertemukan para pencinta dan pemain gamelan dari berbagai penjuru negara bakal kembali digelar pada 22-24 Juli 2016, di gedung PKKH (Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri) UGM Yogyakarta.

“Dengan konsep yang dinamis, dalam festival ke-21 kali ini antara masyarakat pencinta dengan pemain gamelan dapat saling bertukar ide dan gagasan tentang segala apapun mengenai gamelan,” ujar Program Director YGF 21st, Ari Wulu.

Ari yang juga putra almarhum maestro gamelan Indonesia, Sapto Rahardjo, mengatakan bahwa selama 3 hari berturut-turut masyarakat bakal disuguhkan berbagai sajian seni gamelan seperti konser, workshop, exhibition hingga stand kuliner masakan tradisional.

Sejumlah pemain luar negeri yang turut meramaikan gelaran ajang musik gamelan tertua di Indonesia ini antara lain Victor Hugo Hidalgo and Sean Hayward featuring SriMara Music Collective (Meksiko), David Kotlowy (Australia) juga Kontra-Gapi (Filipina).

Sementara, dari dalam negeri yakni Keraton Kawitan Amertha Bumi (Kendal), Tarara (Bangkalan), Mustikaning Daha (Kediri) dan Madu Sekar (Pamekasan). Tak ketinggalan penampil dari Yogyakarta seperti Genta Sawitra Saraswati, Duet Bonang Unggul Anjang, Canda Nada, Pradangga Sawo Kembar serta Gayam 16.

“Animo dunia internasional terhadap gamelan dewasa ini begitu tinggi, saya pribadi sangat senang sekali, tinggal bagaimana kita masyarakat Indonesia memperlakukan dan mengelolanya,” ucap Ari.

Hal senada disampaikan Kepala PKKH, Prof Faruq HT. Menurutnya, masyarakat Indonesia kedepan selalu memiliki tantangan bersama mengenai bagaimana agar terus menghidupkan ensemble musik peninggalan leluhur nusantara ini.

Sebab, apa yang dikembangkan tidak hanya segi musikalitas semata, namun pula kehidupan secara kultural. Karena, gamelan memiliki potensi yang bisa dieksplor lebih jauh.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini, akan banyak kejutan di perhelatan nanti yang bisa membuat kita merasa hidup kembali,” pungkasnya.

 

Laporan: Nelson

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Nelson Nafis