Jakarta, Aktual.com — Kehadiran Rasulullah SAW menjadi rahmat bagi Alam Semesta. Di dalam kehidupan kesehariannya Nabi Muhammad SAW juga menjadi seorang ayah yang mengasuh putra-putrinya seperti manusia biasa.
Namun demikian, anak-anak Rasulullah SAW jarang sekali diungkap oleh media. Tak heran, bila sebagian umat Islam tidak mengetahui siapa dan berapa jumlah anak Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan Imam An-Nawawi Rahimahullah, selama hidupnya, Nabi Muhammad SAW dikaruniai tujuh orang anak. Mereka terdiri dari tiga anak laki-laki dan empat anak perempuan.
Enam dari tujuh anak Nabi Muhammad SAW berasal dari istrinya Khadijah binti Khuwailid Radhiallahu ‘anha. Seluruh anak Rasulullah SAW wafat ketika beliau masih hidup. Kecuali Fatimah yang wafat paling akhir, yaitu tujuh bulan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Kemudian siapa sajakah anak-anak Rasulullah dan bagaimana sosoknya? Kami hadirkan sekelumit sosok anak Rasulullah SAW, agar Muslim mendapatkan hikmah di dalamnya.
Yang pertama, Al Qasim. Al Qasim adalah putra pertama Nabi Muhammad SAW yang lahir sebelum masa ke-Nabian Rasulullah SAW, yakni Nabi Muhammad SAW, dimana Rasulullah SAW belum mendapatkan wahyu dan menyampaikannya kepada umat Islam.
Tetapi, usianya cukup singkat, Al Qasim wafat saat masih berumur dua tahun.
Kedua, Abdullah. Putra kedua Rasulullah SAW diberi nama Abdullah. Dia dipanggil juga dengan At-Thayyib dan At-Thahir. Abdullah lahir setelah masa ke-Nabian Rasulullah SAW. Namun sebagian ulama ada yang berpendapat Abdullah lahir sebelum masa ke-Nabiannya.
Ketiga, Ibrahim. Putra ketiga Rasulullah SAW bernama Ibrahim. Ia merupakan anak terakhir dari Rasulullah SAW yang lahir pada tahun 8 Hijriah di kota Madinah, Arab Saudi. Ibrahim merupakan anak dari dari rahim Maria al-Qibthiyah radhiallahu ‘anha, seorang budak yang diberikan Muqauqis, penguasa Mesir, kepada Rasulullah SAW.
Berdasarkan riwayat Mujahid, Ibrahim hanya hidup cuma tujuh hari. Tapi, bila merujuk pada kitab Mu’jam al-Muallifiin, Ibrahim hidup selama 17 bulan lalu kemudian wafat. Rasulullah SAW sangat bersedih dengan kepergian putra kecilnya yang menjadi penyejuk hatinya tersebut.
Keempat, Zainab. Zainab yaitu putri pertama Rasulullah SAW yang lahir pada dari pernikahannya dengan Khadijah. Ia menikah dengan Abu al-Ash bin al-Rabi’, anak dari bibinya yang bernama Halah binti Khuwailid.
Setelah masa kenabian Nabi Muhammad SAW, Zainab mengikuti ajaran ayahnya dan menyatakan diri sebagai Islam. Namun saying, Abu al-Ash bin al-Rabi’ tidak mengikuti agama mertuanya dan akhirnya berpisah dengan Zainab karena perbedaan tersebut.
Zainab yang begitu mencintai suaminya terus berdoa agar Abu al-Ash bisa mengikutinya memilih agama Allah SWT. Setelah melalui penderitaan panjang, akhirnya Abu al-Ash mengirarkan diri masuk Islam.
Akhirnya keduanya kembali hidup bersama sebagai suami istri. Malang, satu tahun setelah berkumpul dengan suami, Zainab dipanggil sang khalik karena penyakit yang sudah lama dideritanya. Pada tahun 8 H, Zainab wafat meninggalkan Abu al-Ash dan putri mereka Umamah.
Kelima, Ruqayyah. Ruqayyah radhiallahu ‘anha dinikahkan oleh Rasulullah SAW dengan sahabat yang mulia Utsman bin Affan Radhiallahu ‘anhu. Keduanya turut serta berhijrah ke Habasyah ketika musyrikin Mekah sudah sangat keterlaluan dalam menyiksa dan menyakiti orang-orang yang beriman. Di Habasyah, pasangan yang mulia ini dianugerahi seorang putra yang dinamai Abdullah.
Ruqayyah dan Utsman juga turut serta dalam hijrah yang kedua dari Mekah menuju Madinah. Ketika tinggal di Madinah mereka dihadapkan dengan ujian wafatnya putra tunggal mereka yang sudah berusia enam tahun.
Setelah itu, Ruqoyyah juga menderita sakit demam yang tinggi. Utsman bin Affan setia merawat istrinya dan senantiasa mengawasi keadaannya. Saat itu bersamaan dengan terjadinya Perang Badar, atas permintaan Rasulullah SAW untuk mejaga putrinya, Utsman pun tidak bisa turut serta dalam perang ini. Wafatnya Ruqayyah bersamaan dengan kedatangan Zaid bin Haritsah yang mengabarkan kemenangan umat Islam di Badar.
Keenam, Ummu Kultsum. Usai Ruqayyah wafat, Rasulullah menikahkan Utsman dengan putrinya yang lain, Ummu Kultsum Radhiallahu ‘anha. Oleh karena itu, Utsman dijuluki dzu nurain (pemilik dua cahaya, red) karena menikahi dua putrid Nabi Muhammad SAW, sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki sahabat lainnya.
Utsman dan Ummu Kultsum bersama-sama membangun rumah tangga hingga wafatnya Ummu Kultsum pada bulan Sya’ban tahun 9 Hijriah. Keduanya tidak dianugerahi putra atau pun putri. Ummu Kultsum dimakamkan bersebelahan dengan saudarinya Ruqayyah radhiallahu ‘anhuma.
Ketujuh, Fatimah. Fatimah Radhiallahu ‘anha yaitu, putri bungsu Rasulullah SAW. Ia dilahirkan lima tahun sebelum ke-Nabian. Pada tahun kedua Hijriah, Rasulullah menikahkannya dengan Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu.
Pasangan ini dikaruniai putra pertama pada tahun ketiga Hijriah, dan anak tersebut dinamai Hasan. Kemudian anak kedua lahir pada bulan Rajab satu tahun berikutnya, dan dinamai Husein. Anak ketiga mereka, Zainab, dilahirkan pada tahun keempat hijriyah dan dua tahun berselang lahirlah putri mereka Ummu Kultsum.
Fatimah merupakan anak yang paling mirip dengan Rasulullah SAW dari gaya bicara dan gaya berjalannya. Apabila Fatimah datang ke rumah sang ayah, ayahnya selalu menyambutnya dengan menciumnya dan duduk bersamanya. Kecintaan Rasulullah SAW terhadap Fatimah tergambar dalam sabdanya,
“Sebaik-baik wanita penduduk Surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, Asiah bin Muzahim, istri Firaun.” (HR. Ahmad).
Fatimah menjadi satu-satunya putri Rasulullah SAW yang masih hidup saat Ia meninggal. Namun ini tidak berlangsung lama, karena pasca meninggalnya Rasulullah, Fatimah lah yang menjadi orang terdekat Nabi yang menyusul beliau. Ia wafat pada 2 Ramadan tahun 11 H, enam bulan setelah sang ayah tercinta wafat.
Artikel ini ditulis oleh: