Ketua Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu' tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menyapa Maulana Syekh Dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani saat bertemu sebelum Muktamar JATMAN XII di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (14/1/2018) malam. Muktamar JATMAN ke XII di Pekalongan akan kedatangan puluhan ribu ulama dari nusantara dan dunia, juga akan kehadiran Presiden RI dan sejumlah Menteri kabinet kerja. Kabar kepastian hadirnya orang nomor satu di Republik Indonesia untuk membuka acara muktamar. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Allah Swt senantiasa menetapkan sesuatu kepada makhluk-Nya dalam ketetapan baik maupun ketetapan buruk sudah pasti memiliki hikmah dan pelajaran yang sangat berharga, akan tetapi setiap manusia ada yang tidak sabar dengan cobaan yang diberikan-Nya ada juga yang sangat sabar.

Maulana Syekh Yusri memberikan penjelasan bahwasanya ketika Allah menghendaki sesuatu terhadap hamba-Nya, maka Allah akan menyiapkan dan mengatur semua jalannya, hingga kehendak-Nya ini terlaksana. Sebagaimana Al Qur’an menceritakan tentang kisah baginda Nabi Yusuf AS, yang dibuang oleh saudara-saudaranya, kemudian ditemukan oleh keluarga al-‘aziz, dirawat dan dibesarkan di istananya, lalu disukai oleh isteri al-‘aziz hingga akhirnya masuk penjara, kemudian keluar dan pada akhirnya menjadi seorang menteri dan bertemu kembali dengan sang ayah yaitu baginda Nabi Ya’qub AS. Dimana kehendak Allah adalah mewujudkan mimpi Nabi Yusuf AS, yaitu dirinya melihat sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud kepadanya.

Pada akhir kisah ini disebutkan, bahwa

إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ

“Sesungguhnya Tuhanku adalah Dzat yang Maha Lembut terhadap apa yang Ia kehendaki,” (QS. Yusuf: 100).

Al Qur’an menta’birkan dengan kata “Al Lathif” yang berarti halus dan lemah lembut, pelan-pelan dan tidak sekaligus, hal ini menunjukkan bahwa salah satu dari kehendak Allah yang pasti terlaksana, adalah dengan melalui proses yang sedemikian sempurnanya, hingga benar-benar terjadi sesuai dengan Iradah-Nya. Ada juga kehendak Allah yang tidak melalui proses, yaitu dengan kalimat:

كن فيكون

“Jadilah, maka akan menjadi ada,”

Apabila seorang hamba meyakini dan mengetahui bahwa segala sesuatu yang Allah kehendaki pasti terlaksana, melalui segala proses dan tahapan yang telah Allah tentukan, maka dirinyapun akan merasa tenang dan ridha terhadap segala proses yang akan dilaluinya itu. Akan tetapi bagi orang yang belum memahami akan hal ini, maka dirinya terkadang tidak sabar atau bahkan tidak terima terhadap proses yang Allah tuliskan untuknya, wal ‘iyadzu billah. Yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hambaNya, sehingga kita akan senantiasa cinta kepadaNya.

Wallahu A’lam.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain