Ganjar menjelaskan jika data itu dimiliki dan sudah tersusun secara sistematis, maka akan diketahui berapa luasan lahan pertanian, sentra-sentra hasil pertanian unggulan, masa penanaman, masa panen dan sebagainya.

“Maka akan mudah kita mengabil kebijakan, misalnya siapa tanam apa dimana, maka akan terdeteksi kapan membutuhkan pupuk, kapan panen, apakah produk pertanian kita cukup atau tidak, apakah ada gejolak harga dan sebagainya,” katanya.

Dengan data itu, maka hasil panen bisa diketahui, meski belum tentu presisi, tapi setidaknya sudah mengetahui ini surplus apa tidak.

Selain memperbarui sistem pertanian, Ganjar juga meminta seluruh kabupaten/kota di Jateng terus “mengupdate” aplikasi Sistem Informasi Harga dan Komoditi (SiHati) sehingga akan terpantau harga-harga kebutuhan pokok di pasaran.

Artikel ini ditulis oleh: