Jakarta, Aktual.com – Pemudik Lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah diantaranya menggunakan jalan perusahaan pertambangan guna menghindari kemacetan, terutama bagi yang balik dari daerah hulu sungai atau “Banua Anam” Kalimantan Selatan (Kalsel) – Banjarmasin.

Hj Masunah yang tinggal di Banjarbaru (36 kilometer utara Banjarmasin) pulang sehabis berlebaran bersama keluarga di kampung Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel lewat jalan tambang guna menghindari kemacetan.

“Sesudah menerima kabar bahwa banyak kawasan kemacetan pada jalan utama jurusan Banjarmasin – Banua Anam atau sebaliknya, kami pun lewat jalan tambang guna menghindari kemacetan,” ujar keluarga H Lukman di Kalsel, Minggu (10/7).

“Memang hanya sebagian orang yang mengetahui ada jalan alternatif – jalan tambang guna menghindari kemacetan lalu lintas yang terjadi pada simpul-simpul tertentu. Bagi yang kebetulan mengikuti mobil kami juga terhindar dari kemacetan,” lanjutnya.

Ia menerangkan, dengan lewat jalan tambang perjalanan cukup lancar, yaitu hanya makan waktu sekitar empat jam dengan agak santai dari Barabai, ibukota HST – Banjarbaru yang berjarak 130 kilometer.

Pasalnya, tutur ibu dari tiga anak itu, jalan tambang milik Haji Ijai (seorang pengusaha terkenal di provinsi ini) yang tinggal di Binuang Kabupaten Tapin, Kalsel tersebut kondisinya juga mulus beraspal, kendati masuk kawasan hutan dan perkebunan karet.

Banua Anam Kalsel meliputi enam kabupaten yaitu, Kabupaten Tapin dengan ibukotanya Rantau (117 kilometer utara Banjarmasin), Hulu Sungai Selatan (HSS) – Kandangan (135 km utara Banjarmasin).

Kemudian HST – Barabai (165 km utara Banjarmasin), Hulu Sungai Utara (HSU) – Amuntai (185 km utara Banjarmasin), Balangan – Paringin (217 km utara Banjarmasin) dan Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung (236 km utara Banjarmasin).

Sementara rombongan Ida (adik Masunah) sehabis dari tempat yang sama dan jam keberangkatan sama pula, tiba di Banjarbaru sekitar pukul 17.00 Wita atau menempuh perjalanan sekitar delapan jam.

Pasalnya keluarga Ida yang kembali ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) itu dari Barabai menuju Banjar (Banjarbaru/Banjarmasin) tidak lewat jalan tambang, tapi menggunakan jalan raya, sehingga menemui beberapa simpul kemacetan lalu lintas.

Simpul-simpul kemacetan lalu lintas pada jalan trans Kalimantan poros tengah/utara Kalsel antara lain ruas Tambak Hanyar Martapura (47 kilometer utara Banjarmasin), pertigaan ke Kulampayan (55 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

Selain itu, tempat persinggahan kawasan kuliner Binuang (85 kilometer utara Banjarmasin), Tambarangan (107 kilometer utara Banjarmasin) Kabupaten Tapin.

Kecamatan Angkinang (sekitar 140 kilometer utara Banjarmasin) HSS.

Kemudian pertigaan Pantai Hambawang (155 kilometer utara Banjarmasin) HST, yang merupakan pertemuan arus lalu lintas dari arah Banjarmasin – Barabai, Paringin, Tanjung dan Amuntai.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka