Jakarta, Aktual.com – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat sebanyak 26.893 orang warga Jawa Barat terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD), termasuk 232 orang yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut pada periode Januari-Agustus 2016.

“Jika dilihat dari data yang ada, kasus DBD di Jawa Barat paling tinggi terjadi pada bulan Februari 2016, yakni sebanyak 4.993 warga terserang penyakit DBD dan 48 orang meninggal dunia karena DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Alma Lucyati, di Bandung, Minggu (9/10).

Menurut dia, jumlah warga yang terserang penyakit DBD dari Januari-Maret 2016 cukup tinggi yakni pada Januari 2016 ada 4.847 warga yang terserang DBD, pada Februari ada 4.993 warga yang terserang DBD dan pada Maret ada 4.524 warga yang terserang DBD.

“Memasuki April mulai menurun, yakni ada 3.942 warga yang terserang DBD, kemudian di Mei turun lagi yakni ada 3.372 warga terserang DBD, lalu di Juni turun lagi menjadi 2.640 warga terserang DBD, Juli turun lagi menjadi 1.739 warga terserang DBD,” kata dia.

Kasus DBD di Jawa Barat semakin menurun lagi pada Agustus 2016 yakni sebanyak 836 warga yang terserang penyakit DBD dan dua orang dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit ini.

“Selama Agustus tahun ini, wilayah di Jawa Barat yang paling banyak kasus DBD-nya adalah Kabupaten Bandung yakni ada 444 warganya terserang penyakit ini,” kata dia.

Untuk mencegah penyakit DBD, kata Alma, Dinas Kesehatan Jawa Barat mewajibkan setiap rumah memiliki kader juru pemantau jentik (jumantik) sebagai langkah pencegahan dini terhadap wabah penyakit DBD.

“Jadi setiap rumah bisa bapaknya, ibunya atau anaknya. Itu harus memiliki kader jumantik. Selama ini sudah ada tapi itu yang mengelola pokja di tiap tingkat RT/RW ,” kata dia.

Menurut dia, berdasarkan hasil analisis dinyatakan bahwa kurun waktu antara Desember 2015 hingga Januari 2016 adalah puncak dari wabah DBD.

Warga diimbau melakukan tindak pencegahan dini penyakit DBD dengan melalukan Gerakan 3 M yakni menguras, menutup, mengubur tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

 

*ant

Artikel ini ditulis oleh:

Antara