Bangkok, Aktual.com – Hingga Kamis petang (24/7) pukul 17.00, pertempuran antara pasukan Kamboja dan Thailand masih berlangsung sengit di sepanjang perbatasan dua negara. Dari laporan di garis depan, belum ada tanda-tanda mundur atau gencatan senjata dari kedua belah pihak.
Dilansir dari Geo Insider, pertempuran dua pasukan menggunakan roket, artileri darat, dan senapan mesin berat. Diketahui, militer Kamboja menggunakan peluncur RPG type 69-1 dan roket anti-tank 69-1 buatan China, serta senapan mesin PKM.
Beberapa lokasi pertempuran tercatat di kawasan Kuil Ta Moan Thom, Kuil Ta Kra Bei Thma Daun (Provinsi Oddar Meanchey), sedangkan ke arah Preah Vihear, kontak senjata terjadi masih di Mein Tathav, Bosbov, Choam Te, Phnom Khak, An Ses, dan Mom Bei. Seluruhnya dari arah Ta Moan Thom di barat hingga Mom Bei dekat Preah Vihear di timur membentang hampir 150 hingga 180 km di sepanjang perbatasan.
Militer Kamboja diketahui juga pada Kamis sudah mengerahkan divisi infanteri dan divisi lapis baja ke tiga kota perbatasan dekat Gunung Sattasom. Pasukan Kamboja ini dilaporkan kontak senjata dengan
Divisi Angkatan Darat ke-2 Thailand. Dilaporkan pula bahwa tembakan pasukan Kamboja memicu kebakaran hutan di dekat perbatasan.
Pasukan Thailand merespons dengan cepat melalui serangan pesawat nirawak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Pasukan Thailand juga terlibat baku tembak dengan tank-tank Kamboja di dekat Sattahom, dan mengklaim telah menyita dua kendaraan.
Hingga Kamis malam, puluhan ribu warga sipil Thailand di 22 distrik, diantaranya di Distrik Saothongchai dan Distrik Sok Kham Pom, Provinsi Sisaket, sudah diungsikan dan sebagian diminta berlindung di bunker. Sementara itu, Rumah Sakit Kantharalak di Provinsi Sisaket, Thailand, telah menghentikan operasi dan mengevakuasi pasien akibat meningkatnya bentrokan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja.
Mereka menetapkan zona berisiko tinggi, dan keamanan kota Kantharalak yang memburuk memaksa pemindahan pasien segera ke distrik-distrik terdekat. Staf medis juga direlokasi demi keselamatan. Gubernur Anupong mengonfirmasi evakuasi terkoordinasi dengan ambulans dari seluruh 22 distrik.
Hingga Kamis petang, tempat-tempat penampungan darurat sedang disiapkan bagi warga yang mengungsi, sementara fasilitas perawatan kesehatan di distrik tetangga bersiap menerima masuknya pasien yang dievakuasi.
11 Warga Sipil dan 1 Prajurit Thailand Tewas
Dilansir dari The Guardian, Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, mengatakan 12 orang, termasuk 11 warga sipil dan satu tentara, tewas akibat tembakan artileri pasukan Kamboja. Ia menambahkan bahwa 24 warga sipil dan tujuh personel militer terluka. Seorang bocah berusia 8 tahun termasuk di antara warga sipil yang tewas.

Serangan Kamboja menargetkan wilayah sipil di Thailand, termasuk sebuah rumah sakit, yang menyebabkan korban jiwa, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand, seraya mendesak Kamboja segera menghentikan tindakan yang merupakan pelanggaran berat hukum internasional.
Dijelaskan Kantor Kementerian Kesehatan Thailand, dari 11 korban sipil, enam orang tewas di dekat sebuah pom bensin di distrik Kantharalak, Provinsi Sisaket, yang dihantam serangan roket Kamboja. Sedangkan 10 orang lainnya menderita luka berat.
Dua korban sipil lainnya, termasuk seorang bocah laki-laki berusia 8 tahun, tewas akibat serangan di distrik Kap Choeng, Provinsi Surin. Dua warga sipil lainnya luka-luka dalam serangan yang sama.
Serangan-serangan lainnya menghantam area distrik Nam Yuen di Provinsi Ubon Ratchathan dan menghantam distrik Ban Kruad di Provinsi Buriram.
Sedangkan, hingga Kamis malam, pemerintah Kamboja belum mengumumkan jumlah korban yang diderita pihaknya, baik korban sipil atau pun prajurit. Khususnya akibat serangan enam jet tempur Thailand yang menarget dua markas militer Kamboja, maupun serangan puluhan UAV.
(Indra Bonaparte)

















