Jakarta, Aktual.co — Tudingan miring mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri kembali menuai reaksi dari pihak yang disudutkannya. Kali ini Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) merasa geram disebut sebagai pemburu rente hanya karena dianggap tidak pernah meneriakan kenaikan ‘filling fee’ yang tidak pernah naik sejak 2007.
“Sangat salah kalau pak Faisal Basri mengatakan masih bisa berjalan dengan ‘filling fee’ segitu karena kita itu pemburu rente,” kata Ketua II Hiswana Migas M. Ismet kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/5).
Ia menegaskan bahwa semua tuduhan yang dilontarkan Faisal tersebut tidak benar adanya. Filling fee memang benar belum pernah naik. Tetapi, tidak berarti para pelaku usaha diam saja. Selama ini pihaknya pernah mengirimkan surat kenaikan tarif kepada Kementerian ESDM, tetapi tidak direspons.
“Kita sudah melakukan beberapa kali kenaikan direspon oleh Pertamina dengan mengajukan formula harga elpiji kepada pemerintah namun pemerintah belum mengabulkannya. Selain itu kita juga sudah menulis surat tertanggal 1 april 2015, kepada Kementerian ESDM untuk menimbang filling fee. Sampai sekarang kita tidak direspon. Jadi kawan-kawan kita tetap beroperasi walaupun dengan berat bisa beroperasi karena dengan efisiensi dan rasa bertanggung jawab. Karena dapat dibayangkan, kalau kami tidak melakukan pelayanan, karena alasan feeling fee belum naik, dapat dibayangkan bagaimana nanti pendistribusian LPG 3 kg kepada masyarakat. Artinya, kami ikhlas, tetap menjalankan pengisian kepada agen-agen demi kelancaran distribusi LPG 3 kg,” terang Ismet.
Untuk diketahui, Faisal menyampaikan tudingan tersebut saat menjadi pembicara di sebuah diskusi soal RUU Migas di Kementerian ESDM Selasa (26/5). Dimana salah satu slide presentasinya diberi judul Keganjilan Bisnis LPG 3 Kg. Diskusi itu diawali dengan keanehan bahwa biaya pengisian alias filing fee untuk SPBE yang tidak pernah berubah. Tudingan lain, ada oknum dari Pertamina dan seluruh pelaku bisnis gas dalam tabung hijau itu yang membagi-bagikan rente dalam bentuk sisa elpiji. Caranya, memalsukan gas yang diisikan kembali ke tabung kosong.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka