Jakarta, Aktual.co —Hizbut Tahrir menilai keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi adalah kebijakan yang khianat.
Karena dianggap sebagai bentuk liberalisasi migas dengan penguasaan lebih besar di sektor swasta, yang sebagian besar dikuasai perusahaan asing.
“Liberalisasi dilakukan untuk memenuhi tuntutan pihak asing. Sehingga banyak orang miskin yang dibohongi oleh Pemerintahanan Jokowi-JK,” kata juru bicara Hizbut Tahrir Muhammad Ismail Yusanto, di tengah ratusan massa mereka saat berunjuk rasa menolak kenaikan BBM di depan Istana Negara, Selasa (18/11).
Selain itu, dalam orasinya Ismail juga menilai kebijakan menaikkan harga BBM bersifat zhalim karena yang terkena dampak paling besar adalah rakyat menengah ke bawah.
Dia mengutip data sensus ekonomi nasional di tahun 2010, yang menyebutkan 65 persen pengguna BBM adalah rakyat miskin, 27 persen kelas menengah, dan enam persen menengah ke atas, dan hanya dua persen orang kaya.
Sementara 82 persen pemilik kendaraan Indonesia berasal dari kelas menengah ke bawah.
“Ini menunjukkan kenaikan harga BBM memukul rakyat banyak.”
Organisasi masyarakat ini menuding pemerintah tega mengabaikan aspirasi mayoritas rakyatnya.
Artikel ini ditulis oleh: