Wonosobo, aktual.com – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mendorong para peternak domba khas Wonosobo (dombos) mulai bertransformasi ke arah usaha yang lebih profesional sehingga ke depan dapat berdampingan dengan kalangan perbankan untuk pengembangan usahanya.
Ketua HKTI Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo dalam siaran pers di Wonosobo, Minggu, mengatakan keberadaan para peternak dombos selama ini kurang dilirik kalangan perbankan.
“Dengan demikian usaha ternak domba yang banyak diambil bulunya sebagai bahan baku kain berkualitas ekspor tersebut seolah jalan di tempat,” katanya, pada Minggu, (3/10)
Memahami kondisi tersebut, katanya, HKTI Kabupaten Wonosobo bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada tahap awal mengajak para peternak dombos mengikuti program “matching fund”.
“Program ini mengawali upaya kami untuk mendorong para Peternak dombos agar memiliki manajemen ala perusahaan, berapa pun jumlah ternaknya, harus ada pembukuan yang rapi dan perhitungan akuntansi yang jelas,” kata Agus Wibowo yang juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo.
Menurut dia, peternak dombos di Kabupaten Wonosobo memiliki potensi besar untuk mendukung sektor ekonomi kreatif yang nantinya bakal menjadi salah satu produk unggulan khas daerah.
“Sebenarnya awal dari ide mengajak para peternak dombos ini adalah karena kebetulan saya di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mendapat tugas untuk menggali apa saja potensi kreatif yang nantinya akan diangkat sebagai produk unggulan Wonosobo,” katanya.
Ia menyampaikan Wonosobo yang saat ini telah memiliki kerajinan batik khas, harus bersaing ketat dengan daerah lain seperti Yogyakarta, Pekalongan, dan Solo yang lebih dulu dikenal pasar. Oleh karena itu, pihaknya kemudian berupaya agar produk fashion dari Wonosobo benar-benar memiliki kekhasan dan berbeda dengan daerah lain.
“Salah satu yang bisa diangkat adalah produk fashion berbahan dasar kain yang berasal dari bulu dombos ini,” katanya.
Ia mengatakan dengan memiliki bekal pengelolaan ternak ala perusahaan, nantinya diharapkan peternak dombos akan mampu menggenjot jumlah ternaknya sehingga saat industri fashion bergulir dan membutuhkan bahan dasar dalam jumlah banyak, tidak akan terkendala minimnya bulu dombos.
“Pengembangan usaha yang tidak disertai modal tentu sulit, maka dari itu kami coba agar mereka nantinya dapat mengakses permodalan melalui perbankan dan siap dengan persyaratan dasar seperti pembukuan maupun akuntansinya.” katanya.
Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar mengapresiasi kegiatan tersebut, HKTI berinisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui pengembangan ternak dombos. Hal ini sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk mewujudkan kemandirian daerah.
“Kegiatan ini menarik, banyak peternak milenial sebagai peserta di pelatihan ini,” katanya.
Albar menilai dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, tangguh, dan cerdas agar tercapai efektivitas dalam berbudidaya sehingga dihasilkan produk ternak yang efisien dan berdaya saing di tingkat global.
“Oleh karena itu, langkah regenerasi peternak juga diperlukan agar para milenial sebagai pemegang tampuk keberlanjutan usaha peternakan di masa-masa mendatang juga segera berkiprah mendukung upaya mulia ini,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain