Peresmian STIS Al Wafa tersebut juga dihadiri Wakil Presiden(Wapres) Jusuf Kalla dan Duta Besar Kuwait untuk Indonesia.

Kehadiran STIS Al Wafa melengkapi jenjang pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Al Fityan, setelah sebelumnya mendirikan Al Fityan School di Tangerang, Medan, Aceh, Goa, Kubu Raya, dan Bogor.

Bagi HNW, Indonesia adalah negara yang bebas melakukan kerja sama dengan negara mana saja. Kerja sama yang dijalin diharapkan mampu mencetak umat Islam yang toleran, maju, dan moderat. “Bukan yang radikal dan intoleran”, tandasnya.

Menurut dia, STIS dapat menjadi salah satu perguruan tinggi yang mewujudkan misi Islam toleran, maju dan moderat. Jurusan yang ada di STIS, diakui mampu menghadirkan pemberdayaan sumber daya manusia(SDM) dalam ilmu ekonomi yang kelak bisa memajukan Indonesia. “Sesuai semangatnya mampu menghadirkan Islam yang rahmah,” ujar HNW.

Perguruan tinggi yang memiliki gedung yang megah dan kokoh itu tercatat memiliki Program Studi Islam dan Hukum Ekonomi Syariah. Kelak akan dikembangkan jurusan yang lain serta program S2.

Kerja sama dengan negara Kuwait diakui HNW sangat menguntungkan sebab negara itu dari segi ekonomi mapan dan dari segi pendidikan maju sehingga lulusan STIS juga bisa diserap di sana. “Saya optimis itu terhadap lulusan perguruan tinggi ini”, katanya.

Artikel ini ditulis oleh: