Ichsanuddin Noorsy (Foto: Aktual)
Jakarta, Aktual.com –  Ekonom Indonesia Ichsanuddin Noorsy mengatakan rencana holdingisasi BUMN melalui Peraturan Pemerintah (PP) 72 Tahun 2016 hanya sebagai modus akal-akalan untuk ‘menggarong’ perusahaan plat merah.
Dia menjelaskan bahwa dengan holding akan meningkatkan nilai aset untuk dijadikan jaminan utang bagi pemerintah. Cara ini merupakan jalan praktis mendapatkan sumberdana untuk merealisasi proyek infrastruktur.
“Artinya pemerintah ingin mendapatkan dana tanpa melakukan apa-apa yaitu menjadikan BUMN sebagai jaminan,” katanya di Jakarta, Selasa (6/6).
Kemudian dia menambahkan bahwa tak boleh dilupakan kultur penyelenggara BUMN Indonesia menjadikan perusahaan plat merah sebagai sapi perah.
Karenanya dengan kultur yang demikian serta menjadikan BUMN sebagai jaminan hutang, tentunya sangat terlihat jelas bahwa holding merupakan suatu sekenario atau akal-akalan untuk melakukan kooptasi terhadap BUMN.
“Selama holding BUMN dengan kultur seperti Indonesia dari mengawati hingga saat ini, kebijakan holdingisasi memperkuat kooptasi perusahaan-perusahaan asing terhadap BUMN. Ketika holding sebagai cara memberikan kooptasi BUMN kepada perusahaan asing, maka tujuannya holding adalah hunky-punky,” pungkas dia.
(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka