Istanbul, Aktual.com – Houthi melaporkan bahwa pesawat tempur Amerika Serikat melancarkan 15 serangan udara di wilayah selatan Sanaa pada Rabu (26/3) malam.
“Agresi AS menargetkan wilayah selatan ibu kota Yaman dengan serangkaian serangan udara,” TV Al-Masirah, yang berafiliasi dengan kelompok Houthi, melaporkan di Telegram.
Menurut media tersebut “agresi Amerika menargetkan wilayah Jarban di distrik Sanhan dengan 8 serangan udara, wilayah Khadm dan Jumaima Rajam di distrik Bani Hushaysh dengan 5 serangan udara, dan Pangkalan Udara Al-Dailami dengan 2 serangan udara.”
Sementara itu, situs berita 26 September yang terkait atau berafiliasi dengan kelompok Houthi, dengan mengutip sumber lokal yang tidak disebutkan namanya, melaporkan sebelumnya bahwa “agresi AS melancarkan lima serangan udara di pinggiran kota Saada dan tiga serangan di distrik Al Salem di provinsi yang sama pada Rabu.”
Situs itu mengatakan bahwa “dua serangan udara AS menargetkan distrik Harf Sufyan di provinsi Amran pada Rabu” dan mencatat bahwa “provinsi Saada mengalami 17 serangan udara AS pada Selasa malam hingga Rabu pagi,” sehingga jumlah serangan terhadap dua provinsi tersebut menjadi 27 dalam 24 jam terakhir.
Saada dianggap sebagai benteng utama kelompok Houthi dan berbagi perbatasan darat dengan Arab Saudi, sementara Houthi telah menguasai Amran sejak 2014.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengatakan bahwa ia telah memerintahkan “serangan besar” terhadap Houthi dan kemudian mengancam akan “mengusir mereka sepenuhnya.”
Sebagai bentuk solidaritas atas serangan di Jalur Gaza, sejak akhir 2023, kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang melewati Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden dengan rudal dan pesawat nirawak yang mengganggu perdagangan global.
Kelompok tersebut menghentikan serangannya ketika gencatan senjata diumumkan pada Januari antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, tetapi mengancam akan melanjutkan serangan ketika Israel memblokir semua bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 2 Maret.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan