Jakarta, Aktual.com – Seruan agar umat Islam, khususnya di DKI Jakarta untuk tidak memilih calon pemimpin dari kalangan non muslim disampaikan ribuan massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat lakukan aksi di Jakarta, Minggu (4/9).
“Haram memilih pemimpin Non Muslim,” ujar juru bicara HTI M. Ismail Yusanto, dalam pernyataan tertulis yang diterima Aktual.com.
Dia menyerukan seluruh umat Islam di Jakarta yang sejarahnya lekat dengan Islam, untuk bersatu berjuang menolak calon pemimpin non Muslim. “Serta tetap teguh, sabar dan istiqamah dalam perjuangan,” ucap dia.
Dalam penjelasannya, Ismail menyampaikan, kepemimpinan adalah perkara yang sangat penting. Dengan syarat utama pemimpin haruslah seorang muslim.
Kata dia, haramnya memilih pemimpin non Muslim untuk menjadi pemimpin, sudah disebut dalam Al Quran Surah An Nisa Ayat 141. “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang yang beriman” (QS An-Nisa (4):141).
Dituturkan Ismail, makna ayat ini adalah larangan untuk memberikan jalan kepada orang kafir untuk menguasai kaum mukminin. Sebab kekuasaan atau kepemimpinan merupakan jalan terbesar untuk bisa menguasai kaum mukminin.
“Lafadz “lan” menunjukkan larang ini bersifat tegas. Artinya, Allah SWT mengharamkan umat Islam menyerahkan kekuasaan kepada orang kafir. Persoalan ini pun sudah menjadi ijmak (kesepakatan) para ulama,” ujar dia.
Nahdlatul Ulama Wajibkan Umat Islam Pilih Pemimpin Muslim
Sikap senada sebelumnya pada Juni lalu sudah pernah disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj. Yakni umat Islam wajib memilih calon pemimpin muslim yang adil, jujur, dan bersih.
“Kalau ada calon (pemimpin) muslim yanga seperti itu, maka kita umat Islam harus memilih pemimpin yang muslim,” kata Kiai Said, di Jakarta, Juni lalu.
Dia menyayangkan pernyataannya terkait memilih pemimpin banyak dipelintir media. Seakan dirinya mendukung pemimpin non muslim untuk dipilih. “Salah besar itu, (media) mengutipnya tak benar,” kata dia.
Meski demikian, dia juga mengingatkan PBNU bukan sebuah partai politik. Sehingga tidak bisa mendukung calon. “Tapi mendoakan semoga lancar dan Allah memberikan kekuatan lahir batin,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh: