Jakarta, Aktual.com — Hujan deras pada Sabtu siang, cukup efektif mengurangi asap kebakaran lahan yang sejak pagi menyaput Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
“Alhamdulillah akhirnya Sampit diguyur hujan juga,” kata Udin, warga Sampit, Sabtu (4/10).
Ungkapan syukur senada mungkin diungkapkan hampir semua masyarakat Sampit dan sekitarnya yang wilayahnya juga diguyur hujan. Itu setidaknya terlihat dari kalimat-kalimat bernada gembira yang dituangkan dalam media sosial seperti blackberry messenger dan facebook, hampir serentak setelah hujan deras membasahi Sampit.
Sudah dua bulan ini, hampir tidak ada hujan mengguyur daerah ini. Akibatnya, kebakaran lahan marak sehingga menimbulkan asap pekat serta kekeringan yang menyebabkan krisis air bersih di sejumlah kecamatan di Kotim.
Turunnya hujan yang dimulai gerimis sekitar pukul 14:00 WIB, disambut gembira masyarakat. Meski tidak lama dan belum sepenuhnya mampu memadamkan kebakaran lahan, namun hujan setidaknya cukup efektif mengurangi pekatnya asap di Sampit. Padahal sejak pagi hingga siang, pekatnya asap membuat langit Sampit terlihat menguning seperti senja hari akibat tertutup asap yang sangat pekat. Hingga Sabtu malam, kabut asap jauh berkurang.
“Mudah-mudahan hujan makin sering sehingga asap bisa hilang. Masyarakat kita sudah sangat terganggu akibat asap beberapa bulan terakhir,” harap Arief, warga lainnya.
Potensi terjadinya hujan sebelumnya memang sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Namun, kondisi ini diperkirakan tidak lama karena cuaca kering masih akan terjadi hingga akhir Oktober.
“Tanggal 3 dan 4 Oktober mulai jam 04:00 sore diprediksi ada dua jam (hujan) tapi tidak banyak membantu karena curah hujannya rendah. Tanggal 9 dan 10 Oktober kering lagi. Sepanjang Oktober diperkirakan masih kering. November mulai hujan rutin,” kata Kepala BMKG Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni saat rapat koordinasi awal pekan ini.
Yulida memperingatkan semua pihak untuk tetap waspada karena potensi kebakaran lahan masih tinggi. Artinya, potensi terjadinya kabut asap juga masih sangat besar jika tidak ditanggulangi secara maksimal dengan kepedulian seluruh lapisan masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby