Muktamirin yang menggunakan ID Card dilengkapi dengan barcode menuju ruang Pleno I pembahasan dan pengesahan tata tertib Muktamar ke-33 NU di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8/2015). Ribuan muktamirin mendapatkan ID Card kosong tanpa barcode hanya bisa digunakan untuk menghadiri pembukaan Muktamar. Sedangkan untuk mengikuti sidang, harus menggunakan ID Card yang lengkap dengan nama, foto dan barcode. Sidang tersebut dijaga ketat oleh petugas banser.

Surabaya, Aktual.com —Rapat Pleno I yang membahas tentang tata tertib Muktamar NU ke-33 akhirnya dimulai. Dipimpin ketua pleno, Slamet Effendi Yusuf, pembahasan tatib yang sempat molor dua kali dimulai sekitar pukul 14.30 Wib.

Slamet Effendi Yusuf didampingi lima pimpinan lain, diantaranya Said Aqil Sirodj, Abdul Malik Madani, Yahya Tsaquf, Maidir Harun dan Machasin.
Saat membuka pleno, pimpinan langsung dihujani interupsi muktamirin. Keberadaan mix yang tidak rata memunculkan dugaan muktamar diarahkan untuk pihak-pihak tertentu. Sebab, hanya mereka yang dekat mix yang bisa dengan cepat melakukan interupsi. Peserta meminta penambahan mix dan disediakan secara merata.
“Terimakasih masukannya, mohon panitia, mix ditambah,” kata Effendi.
Setelah panitia menambah mix, sekitar pukul 15.09 Wib, sidang kembali dimulai. Namun hujan interupsi kembali terjadi.
Utusan dari Nusa Tenggara Timur, Karim Makarim, mempermasalahkan keabsahan pimpinan pleno.
Effendi menjelaskan bahwa keberadaannya di depan merujuk pada aturan AD/ART PBNU. Makarim menerimanya setelah ditunjukkan alasan yang disampaikan pimpinan pleno.
Hingga pukul 15.43 rapat pleno masih berlangsung. Beberapa kali pimpinan meminta muktamirin tidak melakukan interupsi dengan suara keras sebab sudah ada pengeras suara.
(Faizal Rizki Arief)

Artikel ini ditulis oleh: