Jakarta, Aktual.co — Pejabat PBB menyebutkan bahwa pasukan pemerintah dan pemberontak Sudan Selatan berperang lebih dari sepekan di wilayah terpencil di negara itu, sejak musim hujan reda beberapa minggu belakangan.
Kemelut di Sudan Selatan menewaskan lebih dari 10.000 orang dan menyebabkan satu juta orang meninggalkan rumah serta mengalami kekurangan pangan.
Diplomat Barat yang kecewa dengan tidak adanya kemajuan dalam perundingan perdamaian antara pemerintah Sudan Selatan dan pemberontak, khawatir berakhirnya musim hujan akan memicu perang kembali.
Uni Eropa dan Amerika Serikat yang ingin mencegah negara termuda di dunia itu tergelincir dalam kekacauan, telah memberlakukan sanksi-sanksi pada kedua pihak yang bermusuhan karena sering melanggar perjanjian gencatan senjata.
Artikel ini ditulis oleh: