Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) bersama calon Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/4). Anies Baswedan yang unggul dalam hitung cepat pada Pemilihan Gubernur DKI 2017 putaran kedua mendatangi Balai Kota menemui Ahok untuk membahas rekonsiliasi antarpendukung agar tetap menjaga persatuan serta membahas program kerja. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./aww/17.

Jakarta, Aktual.com – CEO PolMark Research Center Eep Safullah Fatah menilai, hujan sembako pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat menjelang hari pencoblosan putaran dua ternyata tak berbuah manis.

“28 persen pemilih Jakarta memutuskan pilihannya pada masa tenang dan hari H. 28 persen inilah yang memutuskan pilihannya itu yang sangat rasional yang menimbang, kinerja, integritas,” kata Eep di Jakarta, Sabtu (22/4).

Menurut Eep, hujan sembako tersebut justru dianggap mengubah pilihan sekitar 20 persen pemilih, dan malah membawa ‘angin segar’ untuk pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandaga Uno.

“Maka boleh jadi hujan sembako sangat pendek kemarin, saya khawatir bukan memberikan kontribusi ke Ahok-Djarot, tapi ke Anies-Sandi.”

Lantaran ‘kampanye darat’ itu, berimbas pada persepsi integritas paslon usungan PDI-P, Golkar, NaDem dan Hanura itu. Sebab, sambung dia, pemegang hak pilih sudah cerdas menentukan siapa yang mereka inginkan memimpin Jakarta.

“Tingkat jumlah orang memilih Badja, karena integritas menurun dan Anies naik. Pemilih Jakarta pandai, mereka tidak bisa dimanipulasi oleh survei.” [M Zhacky Kusumo]

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu