Saudaraku, hidup bukanlah menjadi sesuatu, melainkan membuat nyata citra diri yang sudah tersimpan dalam benih.
Setiap orang terlahir tidak seperti kanvas putih, melainkan membawa sketsa dasar dna biologis dan dna kejiwaan.
Sisanya tinggal lingkungan, apakah benih itu tumbuh sesuai dgn citra dirinya atau mengalami pelapukan dan penyimpangan.
Maka dari itu, mengenal diri sendiri membuat kita menghargai keistimewaan pribadi dan mengerti tujuan moral eksistensi diri dan pengembangan hidup. Semua org memainkan satu nada istimewa, namun dengan kesadaran moral menjalin sinergi dgn aneka nada dalam melahirkan simponi yang indah.
Kebertautan nada itu dimungkinkan dalam ekosistem kehidupan bersama yang sehat. Lingkungan sosial-budaya dgn energi positif saling menghargai, yang memungkinkan setiap diri hadir dan mengalir (flow), mewujudkan potensi dirinya, dgn kesanggupan menembus kesadaran permukaan menuju kedalaman penghayatan spirit kemanusiaan dgn keterbukaan pikiran, hati dan kemauan: silih asih, silih asah, silih asuh.
Belajar Merunduk, Yudi Latif
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin